Jatim
Jumat, 31 Juli 2015 - 03:00 WIB

PERTANIAN JATIM : Produksi Bawang Merah Turun

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani bawang merah Kediri panen, Rabu (3/6/2015). (Antara/Budi Candra Setya)

Pertanian Jatim, produksi bawang merah turun.

Madiunpos.com, SURABAYA — Produksi bawang merah di Jawa Timur pada musim panen raya Agustus 2015 diprediksi turun 10% akibat terserang hama dan penyakit yang terjadi pada akhir pekan lalu.

Advertisement

Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah Jawa Timur, Akad mengatakan hama tersebut menyerang sejak Sabtu 25 Juli 2015.

“Mendekati panen raya ini, malah kena hama karena akhir-akhir ini tidak ada angin sama sekali sehingga menimbulkan jamur pada tanaman, tetapi tidak parah,” katanya kepada Bisnis, Selasa (28/7/2015).

Advertisement

“Mendekati panen raya ini, malah kena hama karena akhir-akhir ini tidak ada angin sama sekali sehingga menimbulkan jamur pada tanaman, tetapi tidak parah,” katanya kepada Bisnis, Selasa (28/7/2015).

Pada panen raya nanti, diperkirakan produksi bawang merah di Jawa Timur 450.000 ton, dari total 25.000 hektare lahan di sentra bawang merah, jika tingkat produktivitasnya adalah 18 ton/ha.

“Kalau pun turun karena hama mungkin hanya sedikit dengan fase pertumbuhan umur bawang 50 hari, dengan produktivitasnya kisaran 16 ton-17 ton/ha,” jelasnya.

Advertisement

Dengan adanya cold storage, dipastikan panen bawang merah yang melimpah bisa disimpan tanpa terjadi penyusutan baik penyusutan kadar air dalam bawang yang mengakibatkan berat bawang menjadi ringan, maupun penyusutan karena rusak atau busuk, apalagi harga bawang merah di tingkat petani saat ini turun menjadi hanya Rp6.000-Rp7.000/kg.

“Selama ini penyimpanan hanya secara konvensional dan insting yakni menyesuaikan dengan cuaca dan tempat agar bawang tetap awet. Gudang penyimpanan ada di sentra bawang di Nganjuk dan Probolinggo,” jelasnya.

Dia menambahkan, setidaknya petani butuh bantuan pemerintah dalam hal pengadaan cold storage mengingat keterbatasan modal petani untuk membeli sendiri cold storage.

Advertisement

Apalagi, lanjut Akad, akses petani untuk memperoleh permodal dinilai masih sangat sulit. Misalnya, permodalan di Bank Jatim dengan bunga yang ringan, tetapi prosesnya sangat lama. Sedangkan di BRI, dengan proses cepat tetapk jangka waktu pinjaman sangat singkat dan bunga yang tinggi.

“Sehingga butuh sekali campur tangan pemerintah untuk memfasilitasi,” imbuhnya.

Adapun, Jawa Timur saat ini telah memiliki banyak sentra bawang merah dengan total luas 25.000 ha. Sentra terbesar berada di Nganjuk dengan luas sekitar 12.000 ha, di Probolinggo 9.000 ha, dan sisanya berada di sentra-sentra pengembangan seperti Bojonegoro, Ponorogo dan Magetan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif