News
Kamis, 30 Juli 2015 - 12:45 WIB

SOLOPOS HARI INI : Soloraya Hari Ini: Bawaslu Endus Mobilisasi Birokrasi Pilkada Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 30 Juli 2015

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Dugaan mobilisasi birokrasi di Pilkada Soloraya hingga tiga pelaku pencurian dengan pemberatan (curat) ditangkap saat beraksi di Rumah Sakit Al Hidayah sehari setelah Lebaran menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos hari ini, Kamis (30/7/2015).

Advertisement

Kabar lain, Warga Lingkungan Wates, Kelurahan Bayemharjo, Giritontro, Wonogiri, menemukan luweng atau sumber air. Luweng yang ditemukan itu berada di tanah tegalan milik warga.

Simak rangkuman berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Kamis, 30 Juli 2015, berikut;

DINAMIKA PILKADA: Bawaslu Endus Mobilisasi Birokrasi

Advertisement

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah (Jateng) mengendus dugaan mobilisasi pegawai negeri sipil (PNS) menjelang Pilkada Solo. Ada indikasi birokrasi digiring pada calon petahana untuk kepentingan pemenangan Pilkada.

Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jateng, Teguh Purnomo, mengatakan sedang mengkaji pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda), Budi Suharto, dalam apel bersama pamitan Wali Kota dan Wakil Wali Kota di Balai Kota, Selasa (28/7).

Menurut Teguh, ada indikasi penggiringan birokrasi untuk memilih calon petahana yakni F.X. Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo. Saat itu Sekda berujar agar PNS memilih pemimpin yang kompeten dan sudah memberi bukti.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Advertisement

MUSIM KEMARAU: Warga Wates Temukan Luweng Sedalam 8 Meter

Warga Lingkungan Wates, Kelurahan Bayemharjo, Giritontro, Wonogiri, menemukan luweng atau sumber air. Luweng yang ditemukan itu berada di tanah tegalan milik warga.

Rencananya, petugas Dinas Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Wonogiri akan meneliti temuan luweng itu, Kamis (30/7). Camat Giritontro, Joko Waloyo, mengatakan warga Lingkungan Wates sempat heboh dengan temuan luweng ambrol.

Awalnya warga menganggap kejadian itu merupakan tanah ambles biasa. Namun, tanah ambles itu mengeluarkan sumber air berwarna cokelat pekat. “Banyaknya fenomena gas beracun muncul di tanah di berbagai daerah membuat warga takut,” ujar Joko saat dihubungi Espos, Rabu (29/7).

Advertisement

Dia mengatakan pada musim hujan di lokasi temuan luweng itu tidak ada lubang. Pada musim kemarau, tiba-tiba tanah tegalan milik warga itu ambles membentuk lingkaran dengan diameter 4 meter sampai 5 meter. Tanah itu dipenuhi air. Selang beberapa hari tanahnya ambrol dan membentuk lubang sedalam 8 meter. “Tanah tegalan di sekitar lubang itu menjadi labil dan membahayakan warga,” kata dia.

Lantaran berpotensi mengancam keselamatan warga, aparat kecamatan dan kelurahan melarang warga beraktivitas di sekitar lubang itu. Dari hasil pantauan warga, lubang itu dipenuhi air.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

TINDAK KRIMINAL: Beraksi di Rumah Sakit, 3 Perampok Dihajar Warga

Advertisement

Tiga pelaku pencurian dengan pemberatan (curat) ditangkap saat beraksi di Rumah Sakit Al Hidayah sehari setelah Lebaran. Ketiga pencuri dihajar warga setelah ketahuan mencuri sepeda motor.

Ketiga pelaku adalah Agung Hidayat, 22; Tri Murdiyanto, 26; dan Gilang Eko Asmoro, 17, semuanya warga Semarang. Dari hasil penyidikan, ketiganya sering beroperasi dengan sadis dan tak segan menganiaya korban. Dalam aksi di Boyolali, ketiganya nyaris dibakar massa.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

PEMBERANTASAN KORUPSI: Pedagang Belajar Antikorupsi Lewat Radio

Hari masih gelap saat Tini, 45, tiba di Pasar Bunder, Sragen. Pedagang sayur asal Ngrampal, Sragen, itu memulai rutinitasnya berjualan di pasar tradisional terbesar di Bumi Sukowati itu. Sambil melayani pembeli yang mampir ke kiosnya, Tini mendengarkan radio.

Bagi dia, radio bisa menjadi teman. Lewat radio, dia bisa mengusir penat dengan mendengarkan lagu-lagu nostalgia. Lewat radio pula, kini dia memahami arti penting pendidikan antikorupsi bagi dirinya. “Saya baru tahu, ternyata menambah berat timbangan itu termasuk korupsi. Untungnya saya tidak pernah melakukannya,” kata Tini saat berbincang dengan Espos di Pasar Bunder, Rabu (29/7).

Advertisement

Tini beserta ratusan pedagang dan pengunjung Pasar Bunder pagi kemarin mendapat pemahaman tentang pendidikan antikorupsi yang disampaikan langsung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif