Jateng
Selasa, 28 Juli 2015 - 03:50 WIB

HOTEL DI SEMARANG : Tingkat Hunian Hotel Tinggal 40%

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel (Paulus Tandi Bone/JIBI/Bisnis)

Hotel di Semarang mulai ditinggalkan pemudik, kondisi menjadi normal dengan tingkat okupansi tak lebih dari 40%.

Kanalsemarang.com, SEMARANG — Hotel-hotel di Jawa Tengah mulai ditinggalkan pemudik yang kembali ke tanah perantaua setelah sepekan Lebaran 2015 berlalu. Tingkat hunian hotel di salah satu provinsi tujuan pemudik ini terkoreksi setelah sempat mengalami booming saat Lebaran lalu.

Advertisement

Demikian diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah Heru Isnawan, Senin (27/7/2015). “Memang saat Lebaran lalu tingkat hunian hotel khususnya di Semarang mengalami kenaikan, rata-rata menjadi 80%-100%,” katanya di Semarang.

Menurutnya, kenaikan tersebut terjadi sekitar empat hari, yaitu mulai dari hari H Lebaran 2015 hingga H+3. Kebanyakan tamu hotel adalah para pemudik yang memiliki keluarga di Semarang dan sekitarnya.

Untuk saat ini, tingkat hunian telah terkoreksi dan terus mengalami penurunan. Meski demikian, pihaknya berharap tingkat hunian kembali meningkat seiring dengan aktivitas instansi pemerintah dan perusahaan swasta yang mulai berjalan normal.

Advertisement

Okupansi Hanya 40%
Diakuinya, sejak awal tahun 2015 hingga saat ini, tingkat hunian hotel terus menurun bahkan tingkat okupansi hanya mencapai 40 persen. Penurunan tersebut tidak lepas dari larangan bagi pegawai negeri sipil (PNS) melakukan rapat di hotel oleh pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Meskipun larangan tersebut sudah dicabut, hingga saat ini tingkat okupansi belum kembali seperti semula. Diakuinya, instansi pemerintah belum merespons secara cepat pencabutan larangan tersebut.

Oleh karena itu, hingga saat ini, pihaknya terus melakukan segala macam upaya untuk meningkatkan tingkat hunian hotel tersebut. “Beberapa hal yang kami lakukan adalah terlibat secara langsung pada program Semarang Great Sale yang dilakukan oleh Kadin Jateng dan melakukan perbaikan pelayanan,” katanya.

Advertisement

Harapkan Peran Pemerintah
Pihaknya berharap pemerintah ikut melakukan perbaikan atas kondisi ini, khususnya dari sisi infrastruktur. Menurutnya, dengan kondisi infrastruktur yang lebih baik akan memacu peningkatan jumlah wisatawan yang masuk ke Jateng.

“Selama ini, Jawa Tengah khususnya Semarang terkenal sebagai kota bisnis, dengan perbaikan infrastruktur salah satunya tempat wisata diharapkan semakin banyak wisatawan yang masuk. Dengan begitu tingkat hunian hotel pasti juga akan meningkat,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif