Soloraya
Senin, 27 Juli 2015 - 18:15 WIB

PERTANIAN KLATEN : Mentan Imbau Petani Tak Jual Panenan ke Tengkulak

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengoperasikan mesin panen padi di lahan pertanian di Desa Tumpukan, Karangdowo, Klaten, Senin (27/7/2015). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pertanian Klaten mendapat kunjungan dari Mentan Andi Amran Sulaiman.

Solopos.com, KLATEN – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta para petani tak buru-buru menjual padi mereka kepada para tengkulak. Badan Urusan logistik (Bulog) dipastikan siap membeli padi hasil panen petani.

Advertisement

Menurut Mentan, dana untuk menyerap padi hasil panen dari petani sudah siap. Belum lama ini, kata dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani penyertaan modal sekitar Rp3 triliun untuk Bulog.

“Total dana Bulog termasuk PSO [public sharing obligation] kurang lebih Rp30 triliun,” kata dia saat ditemui seusai panen perdana Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Senin (27/7/2015).

Andi mengatakan total luas panen di Jateng Juli-September mencapai 500.000 hektare (ha).

Advertisement

“Kalau hasilnya rata-rata bisa 6 ton/ha, ini [di Jateng] bisa menghasilkan padi sekitar 3 juta ton. Harapan kami, Bulog bisa menyerap minimal 500.000 ton,” kata dia

Amran meminta para petani tak menjual hasil panen dari lahan pertanian mereka ke tengkulak. Selain merugikan petani, juga membuat rantai suplai beras ke masyarakat menjadi panjang sehingga harga beras menjadi mahal.

Ia menyarankan agar petani menjual hasil produksi pertanian ke Bulog dengan harga sesuai Inpres No. 5/2015. “Kami minta tolong, produksi ini sebagian besar diserahkan ke Bulog agar kita tahun ini tidak impor beras,” jelasnya.

Advertisement

Senada, Bupati Klaten, Sunarna, meminta petani tak buru-buru menjual hasil panen ke tengkulak dengan sistem ijon atau dijual sebelum panen terjadi. Ia meminta petani untuk menjual hasil panen mereka ke Bulog.

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan ada 250 ha lahan pertanian di Klaten yang belum lama ini terdampak kekeringan.

“Sudah bisa diantisipasi. Sudah kami upayakan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, sekarang sudah bisa dialiri air,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif