Lifestyle
Senin, 27 Juli 2015 - 01:40 WIB

LEBARAN 2015 : 5.000 Ketupat Amblas dalam 10 Menit Puncak Syawalan di TSTJ

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menyaksikan sendratari Joko Tingkir saat puncak Pekan Syawalan Jurug 2015 di TSTJ Solo, Minggu (26/7/2015). (Ivanovich Aldino /JIBI/Solopos)

Lebaran 2015 di Taman Satwa Taru Jurug dipuncaki garebek ketupat.

Solopos.com, SOLO — Ribuan orang dari berbagai daerah di Soloraya memadati acara Grebeg Joko Tingkir yang menjadi puncak acara Syawalan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Minggu (26/7/2015). Hanya dalam rentang waktu 10 menit puncak Syawalan di TSTJ Solo itu, 5.000 ketupat amblas diperebutkan.

Advertisement

Warga mulai berdatangan di objek wisata Solo tersebut sejak sekitar pukul 08.00 WIB. Tempat parkir kendaraan pengunjung pun sampai mengular di luar area taman, bahkan sampai di pinggir Jl. Ir. Sutami, Solo, Jawa Tengah.

Kemunculan Joko Tingkir yang diteruskan dengan perjalanan menuju sebuah pulau yang ada di tengah danau di dalam TSTJ mengawali perayaan Syawalan tersebut. Joko Tingkir yang diperankan oleh Bandoro Raden Mas (BRM) Suryo Triono, cucu PB XII, langsung menghadapi bajul atau siluman buaya beserta anak buahnya yang mencoba menghalangi perjalanan Joko Tingkir.

Advertisement

Kemunculan Joko Tingkir yang diteruskan dengan perjalanan menuju sebuah pulau yang ada di tengah danau di dalam TSTJ mengawali perayaan Syawalan tersebut. Joko Tingkir yang diperankan oleh Bandoro Raden Mas (BRM) Suryo Triono, cucu PB XII, langsung menghadapi bajul atau siluman buaya beserta anak buahnya yang mencoba menghalangi perjalanan Joko Tingkir.

Dalam pertarungan itu Joko Tingkir berhasil mengalahkan bajul beserta anak buahnya. Kemudian, bajul pun membantu kesatria itu menyeberangi danau untuk melanjutkan perjalanan.

5.000 Ketupat
Drama kolosal yang diperankan 20 orang tersebut membuat pengunjung yang melihat terpukau dan tertawa saat para pemain terjebur di danau itu. Cerita perjalanan Joko Tingkir pun ditutup dengan pembagian dua gunungan yang berisi 5.000 ketupat kepada pengunjung TSTJ pada puncak acara libur Lebaran 2015 itu.

Advertisement

Sebelum gunungan ketupat dibagikan, gunungan tersebut juga sempat jatuh dan membuat ketupat jatuh berserakan di tanah.

Tradisi Keluarga
Seorang pengunjung, Dewi Cahyani R., 23, mengatakan dirinya mendapatkan tiga buah ketupat pada syawalan di TSTJ itu. Dia mengakui untuk mendapatkan tiga ketupat tersebut membutuhkan keuletan dan keberanian untuk berebut dengan pengunjung lain.

“Nanti mau di makan di rumah, ya ini untuk senang-senang saja, sekalian liburan saat Lebaran,” kata warga RT 002/RW 010 Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo ini.

Advertisement

Menurutnya, mengunjungi acara Grebeg Joko Tingkir sudah menjadi tradisi sejak dirinya masih duduk di taman kanak-kanak (TK). Dia yang datang bersama keluarga merasa terhibur saat melihat drama Joko Tingkir.

Suryo Triono Bangga
BRM Suryo Triono mengatakan drama tersebut menceritakan kisah perjalanan hidup Joko Tingkir. Dia yang ditunjuk untuk memerankan sebagai Joko Tingkir merasa bangga dan senang.

“Saya hanya latihan dua hari untuk memerankan sosok kesatria yang juga nenek moyang saya itu,” kata dia.

Advertisement

Direktur Utama Perusahaan Daerah TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan Grebeg Joko Tingkir pada musim libur Lebaran 2015 ini berbeda dari garebeg pada tahun sebelumnya. Garebeg kali ini diwarnai sendratari yang mengisahkan perjalanan hidup Joko Tingkir.

“Pembagian ketupat kepada warga itu sebagai simbol bahwa pemerintah harus bisa memberikan kemakmuran kepada masyarakatnya,” katanya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif