Jogja
Minggu, 26 Juli 2015 - 18:20 WIB

SEKOLAH BERBASIS BUDAYA : Di Kulonprogo, SDN Mendiro Menjadi Sekolah Pertama

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah siswa menampilkan tari Angguk khas Kulonprogo pada peresmian SD Negeri Mendiro sebagai Sekolah Berbasis Budaya yang pertama di Kulonprogo, Sabtu (25/7/2015). (Harian Jogja-Holy Kartika N.S)

Sekolah berbasis budaya di Kulonprogo, pertama kalinya diresmikan yakni SDN Mendiro

Harianjogja.com, KULONPROGO- Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo meresmikan SD Negeri Mendiro, Lendah sebagai Sekolah Berbasis Budaya, Sabtu (25/7/2015). Sekolah tersebut menjadi sekolah pertama yang mendeklarasikan diri sebagai sekolah yang menjunjung tinggi kebudayaan.

Advertisement

Hasto mengakui, hal tersebut merupakan terobosan yang luar biasa bagi dunia pendidikan di Kulonprogo. Dia juga bangga akan keterampilan para siswa sekolah dasar yang pandai membatik.

“Dengan membatik, dapat meningkatkan olah rasa siswa. Karena saat membatik, harus dengan rasa, tidak sekedar pikir dan skill,” ujar Hasto saat memberikan sambutan di Balaidesa Gulurejo dalam acara peluncuran Sekolah Berbasis Budaya.

Guna mengoptimal penerapan pendidikan berbasis budaya, Hasto meminta pihak pemerintah desa maupun sekolah untuk segera melengkapi fasilitas yang ada. Hasto mengungkapkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni mencari lokasi untuk digunakan sebagai laboratorium budaya. Dia berharap, laboratorium tersebut tidak hanya dimanfaatkan sebagai ruang belajar membatik.

Advertisement

“Harapan kami, laboratorium ini juga dapat menjadi wadah berekspresi, belajar budaya seperti menari maupun karawitan,” jelas Hasto.

Kepala SD Negeri Mendiro Agus Sudarmaji menambahkan, ada banyak potensi budaya yang terus mencoba digali. Tidak hanya kebudayaan keterampilan membatik, tetapi juga seni tradisi tari maupun karawitan.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, ada 141 siswa di sekolah tersebut yang siap dididik untuk mengembangkan budaya yang ada. Namun, dia mengaku, saat ini pengembangan belum dapat dilakukan secara maksimal.

Advertisement

“Karena belum mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak. Kami berharap adanya sekolah ini nantinya dapat mencetak generasi berpendidikan sekaligus berbudaya,” jelas Agus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif