SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksinasi malaria (Telegraph)
Hasil penelitian terbaru tentang penyakit malaria
Solopos.com, SOLO – Hasil penelitian terbaru ilmuwan-ilmuwan Eropa membawa angin segar di dunia kesehatan. Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) telah meloloskan vaksin malaria pertama di dunia baru-baru ini.
Dilansir Telegraph.co.uk, Jumat (24/7/2015), vaksin yang diberi nama Mosquirix berhasil mendapat persetujuan setelah melalui riset mendalam selama 30 tahun. Setelah lolos uji dari EMA, Mosquirix akan diserahkan ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk diteliti lebih lanjut.
Kabar tersebut disambut gembira ilmuwan dan warga di wilayah Afrika. Pasalnya, malaria telah lama menjadi penyakit endemis di wilayah itu.
Hasil penelitian menunjukkan dari total 600.000 orang yang meninggal akibat malaria, 90 persen di antara korban itu berasal dari negara-negara sub-Sahara Afrika.
“Saya pernah berdiskusi dengan para Menteri Kesehatan di negara-negara Afrika. Para Menteri itu mengatakan negara mereka memiliki masalah serius tentang malaria. Mereka menanyakan kapan vaksin malaria tersebut akan siap digunakan,” tutur Wakil Presiden Glaxo Smith Kline, Dr. Allan Pamba
“Hasil penelitian tersebut jelas sebuah terobosan yang signifikan. Malaria merupakan salah satu penyakit yang paling menyita waktu para peneliti. Sangat sulit menemukan cara mengobati penyakit itu dan hampir membuat para ilmuwan frustasi. Namun, kami merasa lega sekarang karena vaksin Mosquirix berhasil lolos tes,” pungkasnya.
Glaxo Smith Kline (GSK) merupakan perusahaan multinasional Inggris yang bergerak di bidang produksi dan penjualan obat-obatan. Perusahaan itu telah menghabiskan dana sekitar 230 juta Poundsterling atau sekitar Rp4,8 triliun untuk program Mosquirix. GSK akan menggelontorkan dana tambahan sekitar Rp3,4 triliun untuk menyempurnakan hasil penelitian itu. (Guruh Putra Tama/JIBI/Solopos.com)