Entertainment
Sabtu, 25 Juli 2015 - 19:15 WIB

ABAD KEJAYAAN ANTV : Cihangir Meninggal

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arwah Cihangir memandang Baginda yang menangisi jasadnya di Abad Kejayaan (Youtube.com)

Abad Kejayaan Antv malam ini mengisahkan kepiluan Baginda dan Hurrem atas kematian Cihangir.

Solopos.com, SOLO — Kesehatan Cihangir di serial Turki Abad Kejayaan Antv malam ini, Sabtu (25/7/2015), memburuk. Tak ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit Cihangir. Opium menjadi satu-satunya alternatif bagi Cihangir untuk sedikit terlepas dari rasa sakitnya.

Advertisement

Beyazid di Abad Kejayaan Antv kali ini datang menghadap Hurrem setelah berhasil menyelamatkan Rustem dan Mihrima dari kejaran Atmaca. Karena kejadian itu, Mihrima berpendapat adiknya tersebut pemberani dan memiliki sifat sebagai seorang penguasa.

Sementara itu, Selim sampai di Kampanye. Saat ia bertemu dengan Baginda Suleiman, ayahnya tersebut menceritakan kesehatan Cihangir semakin buruk.

Advertisement

Sementara itu, Selim sampai di Kampanye. Saat ia bertemu dengan Baginda Suleiman, ayahnya tersebut menceritakan kesehatan Cihangir semakin buruk.

Tidak ingin membuang waktu, Selim pun mengirim surat kepada Hurrem, ibunya. Ia mengabarkan kondisi kesehatan Cihangir.

Saat membaca surat dari Selim, Hurrem menangis dan bergegas menyusul putranya tersebut. Mihrima berupaya mencegah sang ibu agar tidak pergi meninggalkan istana karena ia sangat khawatir.

Advertisement

Di Kampanye sendiri, Cihangir sempat mengalami halusinasi bertemu gadis cantik yang memberinya bunga mawar. Menurut dokter yang memeriksa Cihangir, halusinasi itu timbul sebagai efek samping dari opium yang dikonsumsi Cihangir secara berlebihan.

Hati Baginda Suleiman sangat sedih saat melihat Cihangir meminum sebotol obat cair berisi opium, lalu berhalusinasi lagi tentang gadis cantik yang menghampirinya.

Saat berhalusinasi itulah, arwah Cihangir pergi mengikuti sang gadis ilusi. Baginda memeluk Cihangir yang tak lagi bernyawa dengan uraian air mata.

Advertisement

Setibanya Hurrem di Kampanye, ia sangat terpukul karena hanya bisa melihat jasad Cihangir. Hurrem menangis dan sedih hingga tak sanggup mengikuti prosesi doa untuk Cihangir.

Di tengah suasana berkabung karena kematian Cihangir, Rustem justru berseteru dengan Sokollu yang ia anggap tidak mematuhi perintahnya.

Dengan tenang Sokollu pun menjawab, ia tidak wajib memenuhi harapan Rustem karena suami Mihrima itu tidak lagi seorang wazir agung.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif