Soloraya
Jumat, 24 Juli 2015 - 00:10 WIB

Polisi Sragen Tindak Tegas Perusak Kerukunan Antarumat Beragama

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan pendeta dan pastur Badan antar Gereja Sragen mengikuti dialog dengan Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo, Rabu (22/7/2015) siang. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Polisi Sragen siap menindak tegas perusak kerukunan antarumat beragama menyusul banyaknya isu SARA yang marak belakangan ini.

Solopos.com, SRAGEN — Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo, menyatakan jajarannya siap menjaga kerukunan antarumat beragama di Bumi Sukowati di tengah maraknya isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Advertisement

Polisi tak segan menindak tegas para perusak kerukunan beragama. Pendekatan komunikatif juga terus dilakukan. Berbagai tindakan tersebut sebagai langkah antisipasi pascainsiden berbau SARA di Tolikara, Papua. Pernyataan itu disampaikan Kapolres saat berdialog dengan puluhan pendeta dan pastur yang tergabung dalam Badan Antar Gereja Kabupaten Sragen, di Aula Pesat Gatra Polres Sragen, Rabu (22/7/2015).

Ari Wibowo menjelaskan pertemuan tersebut untuk menciptakan situasi kondusif aman pascainsiden di Tolikara, Papua. Tak berdialog, polisi juga dikerahkan menjaga gereja-gereja 24 jam. Pengamanan dilakukan secara terbuka maupun tertutup.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga mengajak semua pihak bersama-sama menjaga kerukunan antarumat di Sragen. “Kami berkomitmen menjaga keamanan wilayah, memberikan rasa aman, dan nyaman bagi masyarakat. Termasuk keamanan di tempat-tempat ibadah, termasuk gereja,” kata dia.

Advertisement

Ari menjelaskan setiap polsek telah diperintahkan menjaga keamanan gereja di seluruh Sragen. Pengamanan tempat ibadah dilakukan polisi bersama tentara. Selain pengamanan melekat 24 jam, polisi juga melakukan patroli. “Kami sudah tingkatkan pengamanan dengan melakukan patroli wilayah,” imbuh dia.

Sedangkan Wakapolres Sragen, Kompol Yudy Arto Wiyono, mengimbau umat beragama tidak terprovokasi beredarnya isu berbau SARA. Khusus kepada pengelola gereja, Yudy meminta mereka memasang kamera CCTV di lingkungan tempat ibadah. Polisi juga siap berkoordinasi dengan petugas keamanan gereja.

“Dalam pengamanan gereja kami harap melibatkan pemuda gereja, memasang CCTV, dan melibatkan warga sekitar. Hal ini untuk kewaspadaan dini,” tutur dia.

Advertisement

Sedangkan Ketua Badan Antar Gereja Sragen, Pdt. Apitnego, merespons positif iktikad polisi untuk menciptakan situasi kondusif di Sragen pascakejadian di Tolikara, Papua.

Penasihat Badan Antar Gereja Sragen, Pdt.Joko Wahyudi, menyarankan Polres memberikan perhatian lebih kepada gereja-gereja yang bermasalah dengan pihak ketiga.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif