Soloraya
Jumat, 24 Juli 2015 - 04:50 WIB

LEBARAN KETUPAT : Warga Pinggir Rel Memasak 1.000 Ketupat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menyiapkan 1.000 ketupat di halaman Musala Nur Hidayah, RT 001/RW 013 Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Kamis (23/5/2015). Ribuan ketupat itu dibagi pada Jumat (24/7/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Lebaran ketupat diperingati sebagian besar warga Solo.

Solopos.com, SOLO-Musala Nur Hidayah, Rejosari RT 001/RW 013 Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, diserbu puluhan orang, Kamis (23/7/2015) pukul 09.00 WIB. Tiga laki-laki dewasa di antara rombongan itu menyopot karpet dan sajadah di dalam Musala.

Advertisement

Karena sempit, tidak semua orang bisa masuk Musala Nur Hidayah. Sebagin besar rombongan yang tidak lain adalah warga Gilingan tersebut berada di halaman Musala. Mereka lantas mulai menata berbagai barang, seperti kursi pendek, pisau, panci, dan lain sebagainya.

Tanpa diaba-aba, sedikitnya 20 warga Gilingan tersebut kompak mengeluarkan janur dari dalam kantung plastik. Sebagian besar dari mereka lantas mulai menganyam janur untuk membentuk selongsong ketupat. Sedangkan sisanya, mengisi selongsong ketupat dengan beras di panci.

Puluhan warga RT 001/RW 013 Gilingan dan RT 008/RW 013 Gilingan saat itu tengah bergotong royong membuat 1.000 ketupat. Koordinator kegiatan, Muhammad Suwono Hadi Sumitro, mengatakan ribuan ketupat dibuat untuk menyambut hari raya Lebaran Ketupat, Jumat (24/7/2015).

Advertisement

“1.000 Ketupat akan kami bagikan kepada masyarakat di tepi rel kereta api. Kami sambut Lebaran Ketupat bersama-sama warga yang bisa dikatakan sebagai warga pinggiran Solo,” kata Suwono yang akrab disapa Mbah Wono, kepada solopos.com, Kamis.

Mbah Wono menerangkan sedikitnya 1 kuintal beras dimanfaatkan untuk membuat 1.000 ketupat. Menurut dia, ribuan ketupat itu akan dibuat ke dalam 500 porsi makanan yang akan dicampur dengan lauk sambal goreng, opor ayam, dan gudeg. Mbah Wono menyampaikan ratusan prosi makanan dilamhkan bersamaan dengan pengajian di halaman Musala Nur Hidayah.

“Kami membutuhkan waktu sekitar 13 jam untuk membuat dan memasak 1.000 ketupat. Kami harus saling bekerjasama dengan solid agar ketupat bisa cepat tersaji. Selain menumbuhkan solidaritas, kegiatan ini juga untuk memberdayakan masyarakat, khususnya ibu-ibu,” kata Mbah Wono.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif