Soloraya
Jumat, 24 Juli 2015 - 18:51 WIB

INSIDEN DI PAPUA : Ribuan Muslim Gelar Aksi Solidaritas untuk Tolikara

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Umat Islam dari berbagai daerah di Soloraya menggelar aksi solidaritas untuk muslim di Tolikara, Papua, Jumat (24/7/2015) siang. Mereka berjalan dari Kota Barat menuju Bundaran Gladak.(Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Insiden di Papua menyulut keprihatinan banyak pihak.

Solopos.com, SOLO-Sedikitnya 7.500 umat Islam dari berbagai daerah di Soloraya menggelar aksi solidaritas untuk muslim di Tolikara, Papua, Jumat (24/7/2015) siang.

Advertisement

Pantauan solopos.com di lokasi, Jumat siang, aksi solidaritas yang dilakukan umat Islam dari berbagai elemen tersebut dimulai dengan long march atau jalan jauh dari kompleks Lapangan Kota Barat menuju Bundaran Gladag dengan munyusuri Jl. Slamet Riyadi. Tidak hanya berjalan kaki, mereka juga beraksi dengan naik kendaraan, mulai sepeda motor hingga truk.

Berdasarkan informasi yang dihimpun solopos.com dari berbagai sumber, elemen atau organisasi massa (ormas) yang turut serta dalam aksi, antara lain Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), MUI, MTA, LUIS, HMI, Kammi, Forum Komunikasi Aktivis Masjid (FKAM), FPI, Muhammadiyah, dan perwakilan umat Islam di berbagai daerah di Soloraya. Aksi mereka dijaga ketat 840 aparat kepolisian.

Pejabat Humas Aksi Solidaritas, Indro Susanto mengatakan selain long march, aksi juga dibarengi dengan agenda penggalangan dana. Dia menjelaskan uang hasil penggalangan dana bakal dimanfaakan untuk membantu memulihkan kondisi pascakerusuhan di Tolikara, Papua. Indro menyebut dana diutamakan untuk membangun masjid.

Advertisement

“Aksi kali ini adalah aksi damai. Kami terdiri dari sekitar 7.500 umat menggelar aksi sebagai bentuk solidaritas terhadap kondisi umat muslim Tolikara. Tidak hanya dari Solo, kami datang dari berbagai daerah di Soloraya,” kata Indro saat dijumpai wartawan di sela-sela aksi damai di Bundaran Gladag Solo.

Sementara itu, di Bundaran Gladak, satu per satu tokoh agama perwakilan dari berbagai elemen atau ormas menyampaikan orasi di depan ribuan umat muslim yang hadir aksi. Massa aksi kian bertambah karena warga dan pengguna kendaraan yang melintas di Jl. Slamet Riyadi turut menyaksikan dan lantas bergabung dalam rombongan aksi.

Indro mengklaim aksi damai umat Islam di Kota Bengawan untuk Tolikara, Palua kali ini merupakan satu-satunya aksi di Indonesia yang mendapat izin dari Mabespolri. “Kami aksi damai. Kami jamin aksi berjalan aman. Mari kita bersama-masa ciptakan persatuan dan kesatuan untuk menjaga keutuhan NKRI [Negara Kesatuan Republik Indonesia],” jelas Indro.

Advertisement

Ketua MUI Solo, Zainal Arifin Adnan saat berorasi, menyampaikan aksi damai digelar untuk memberikan dukungan kepada umat muslim di Tolikara, Papua. Dia berharap Agama Islam dapat berkembang dengan baik di mana pun tanpa diwarnai kekerasan. Adnan mewakili MUI Solo meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas pelaku kerusuhan di Tolikara.

“Semoga kejadian di Tolikara bisa sama-sama diambil hikmahnya. Kita semua harus jaga kedamaian dan ketertiban. Janganlah membuat keonaran. Islam bukanlah agama pendendam. Kita sebagai umat muslim tidak lantas terprovokasi dengan melakukan tindakan kekerasan,” jelas Zainal

Kapolresta Solo, Kombespol Ahmad Lutfi, pengamanan aksi damai dilakukan dengen mengerahkan sebanyak 840 personil kepolisian. Dia menjelaskan, ratusan petugas kepolisan memberikan pengamanan selama berjalannya aksi, mulai dari Lapangan Kota Barat hingga Bundaran Gladak.

“Pengamanan ini sudah menjadi kewajiban Polri. Jumlah personel kepolisan [untuk pengamanan aksi] cukup. Solo harus aman dan terkendali,” jelas Ahmad Lutfi saat dijumpai solopos.com di Pos Pengamanan Lalu Lintas di sekitar Bundaran Gladag, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif