Jogja
Kamis, 23 Juli 2015 - 09:20 WIB

WISATA BANTUL : Pantai Samas, Riwayatmu Kini

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dermaga tambat perahu (kiri) yang kini tak dimanfaatkan oleh nelayan Pantai Samas sebagai dermaga wisata air laguna. (Harian Jogja/Arief Junianto)

Wisata Bantul di Pantai Samas, kini sepi pengunjung

Harianjogja.com, BANTUL-Dermaga tambat perahu di kawasan Tengklik, Pantai Samas sepi pengunjung. Akibatnya, nelayan yang menyewakan perahunya untuk wisata air di sepanjang laguna pun lebih memilih menambatkan perahunya di Pantai Samas yang tak memiliki dermaga tambat perahu.

Advertisement

Mugari, salah satu nelayan Pantai Samas menyayangkan lambatnya respon pemerintah terhadap rencana pengembangan kawasan wisata air di dermaga Tengklik tersebut. Akibatnya, pengunjung pun terpaksa lebih memilih berwisata ke Pantai Samas ketimbang ke dermaga itu.

Bahkan untuk naik perahu wisata air laguna saja, pengunjung harus berjuang melewati tanah yang becek dan penuh sampah. “Padahal tahu sendiri bagaimana kondisi Pantai Samas, kotor dan minim fasilitas,” ujarnya saat ditemui wartawan di Pantai Samas, Selasa (21/7/2015) siang.

Advertisement

Bahkan untuk naik perahu wisata air laguna saja, pengunjung harus berjuang melewati tanah yang becek dan penuh sampah. “Padahal tahu sendiri bagaimana kondisi Pantai Samas, kotor dan minim fasilitas,” ujarnya saat ditemui wartawan di Pantai Samas, Selasa (21/7/2015) siang.

Itulah sebabnya, ia berharap pemerintah bisa bersikap lebih adil dalam memaksimalkan potensi wisata di Pantai Samas. Menurutnya, dengan segala keterbatasan fasilitasnya, Pantai Samas tetap tak pernah sepi pengunjung. “Jadi pemerintah  harusnya bisa lebih objektif,” katanya.

Sampai saat ini, guna menambah penghasilan terutama saat tak bisa melaut lantaran ombak tengah meninggi, pihaknya memang berharap penuh pada wisata ngandong. Wisata ngandong adalah istilah yang diberikannya untuk wisata air melintasi sepanjang laguna dari Samas-Depok sejauh lebih dari 2 kilometer.

Advertisement

Untuk menyambut libur Lebaran tahun ini, dari total 7 perahu yang dioperasikannya, ia dan nelayan lainnya memang menaikkan tarif sewa menjadi Rp10.000 per orang untuk jarak pendek.

Itulah sebabnya, pihaknya sangat berharap pemerintah juga menaruh perhatian pada revitalisasi Pantai Samas. Akan tetapi, sejak beberapa tahun terakhir, usulannya tak kunjung direspon pemerintah, pihaknya sempat berinisiatif mengeruk pasir laguna untuk keperluan dermaga
sederhana. “Kami sampai swadaya hingga Rp5 juta. Tapi hasilnya tidak maksimal,” imbuhnya.

Sebelumnya, pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul memang sempat berencana untuk mengembangkan kawasan Pantai Samas. Hanya saja, mereka sepertinya memang baru fokus pada revitalisasi kawasan dermaga Tengklik.

Advertisement

Kepala DKP Bantul, Edy Mahmud mengungkapkan, potensi pantai Samas sebenarnya masih besar seperti dengan keberadaan laguna, dengan pondok wisata dan dilengkapi wisata perahu. Untuk memaksimalkannya, pihaknya telah membangun pondok wisata dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2013 senilai 800 juta.

Selain itu, melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat II, pihaknya membangun pembangkit listrik energi baru terbarukan yaitu tenaga angin. “Pengembangan wisata ini kami tambah dengan bantuan perahu 4 unit,” katanya.

Mulai tahun ini, Pemerintah Desa (Pemdes) diberikan kewenangan untuk melakukan penataan potensi wisata sendiri dengan menambahkan beberapa fasilitas. Untuk itu, pihaknya berencana untuk membangun pondok wisata dan tambat perahu. Pemerintah DIY pun telah siap mengucurkan dana hingga Rp 1,8 miliar untuk membangun warung apung dan resort di kawasan itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif