Soloraya
Kamis, 23 Juli 2015 - 22:50 WIB

PILKADA SOLO 2015 : Final, Koalisi Solo Bersama Usung Anung-M. Fajri

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sekretaris DPC Partai Demokrat Solo Supriyanto, rapat juga dihadiri Ketua DPD PKS Solo Sugeng Riyanto, Ketua DPD PAN Solo Umar Hasyim (dari kanan) bertemu wartawan setelah menggelar rapat penetapan calon wakil wali kota (cawawali) usulan KSB di RM Pecel Solo, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Kamis (23/7/2015).(JIBI/Solopos/Irawan Sapto Adhi)

Pilkada Solo 2015 akhirnya koalisi Solo Bersama (KSB) mengusung pasangan Anung-Muhammad Fajri.

Solopos.com, SOLO—Muhammad Fajri yang pernah menjadi rival Umar Hasyim dalam bursa calon wakil wali kota (cawawali) akhirnya menjadi pilihan terakhir Koalisi Solo Bersama (KSB). Fajri ditetapkan sebagai cawawali KSB atas masukan calon wali kota (cawali) Anung Indro Susanto dalam forum rapat KSB di Rumah Makan Pecel Solo, Kamis (23/7/2015) siang.

Advertisement

Sekitar pukul 14.00 WIB, rapat KSB pun selesai. Para pimpinan KSB dan Anung langsung menyampaikan hasil rapat yang berlangsung hampir empat jam kepada wartawan yang menunggu sejak pukul 11.00 WIB. “Ya, rapat sudah selesai dan KSB memutuskan Muhammad Fajri sebagai cawawali pendamping Pak Anung,” kata Ketua 1 KSB, Sugeng Riyanto, saat bertemu wartawan, Kamis siang.

Namun Ketua DPD PAN Solo, Umar Hasyim, belum menerima keputusan itu. Umar menyatakan nama Muhammad Fajri tidak pernah muncul dalam bursa cawawali sejak keputusan pengunduran dirinya dari cawawali KSB. Peluang dua nama cawawali yang pernah menjadi rival Umar, yakni Muhammad Fajri dan Muhammad Taufiq sempat ditutup KSB.

Advertisement

Namun Ketua DPD PAN Solo, Umar Hasyim, belum menerima keputusan itu. Umar menyatakan nama Muhammad Fajri tidak pernah muncul dalam bursa cawawali sejak keputusan pengunduran dirinya dari cawawali KSB. Peluang dua nama cawawali yang pernah menjadi rival Umar, yakni Muhammad Fajri dan Muhammad Taufiq sempat ditutup KSB.

“Munculnya nama Fajri itu di luar perkiraan PAN. Sejak saya mundur dari cawawali KSB, hanya muncul tiga nama yakni Gusti In [G.R.Ay. Koes Indriyah], Mas Eko [Eko Prasetyo, putra sulung Achmad Purnomo], dan Taufiq [Muhammad Taufiq]. Saya tidak tahu kenapa Pak Anung pilih Fajri. Yang jelas saya tidak bisa menentukan sikap atas nama PAN,” kata Umar yang juga Ketua 2 KSB itu.
Umar segera merapatkan barisan untuk menyikapi keputusan KSB. Dia ingin menyampaikan keputusan KSB itu kepada struktur di DPD PAN Solo dan DPW PAN Jawa Tengah (Jateng).

“Saya belum bisa bersikap apa-apa. Kami menunggu keputusan teman-teman di PAN. Kalau PAN secara kelembagaan sepakat ya nanti bisa all out,” ujar dia.

Advertisement

“Keputusan itu sah kan sudah ada tiga orang perwakilan dari PKS, Demokrat, dan Gerindra. Saya kira PAN tidak sampai keluar dari KSB karena sudah ada MoU [memorandum of understanding] yang bersifat mengikat,” tutur Supriyanto.

Sekretaris DPC Partai Demokrat Solo itu agak repot untuk mengembalikan lamaran yang sempat disampaikan kepada Koes Indriyah. Dia terus berkomunikasi dengan Koes Indriyah terkait dengan perkembangan di internal KSB.

“Awalnya semua parpol di KSB sudah sepakat dengan Gusti In dan hanya Pak Anung yang belum. Hasil pendekatan Pak Anung dengan Gusti In sudah dipaparkan dalam rapat tadi [kemarin]. Ternyata Pak Anung belum cocok dengan Gusti In dan justru memilih Mas Fajri. Dalam forum rapat itu pun Mas Fajri juga dihadirkan sebagai bagian dari pengambilan keputusan. Gusti In pun bisa menerima keputusan KSB,” ujar Supri, sapaan akrabnya.

Advertisement

Di bagian lain, Sugeng menyampaikan rencana tindak lanjut atas keputusan KSB. Sejak kemarin, para pimpinan parpol anggota KSB langsung bergerak untuk meminta rekomendasi ke DPP masing-masing. “Rekomendasi DPP PKS kemungkinan Jumat [24/7] bisa turun. Rekomendasi DPP Demokrat juga turun antara Jumat-Sabtu [24-25/7].

Rekomendasi Gerindra pun juga ditargetkan turun besok [hari ini],” tambah dia yang diamini Supri dan Ardianto.

Ketua DPD PPP Solo, Arif Sahudi, yang tidak hadir dalam forum itu tidak bisa menolak keputusan KSB yang dihasilkan dari proses musyawarah mufakat. Dia mau tidak mau harus menerima keputusan itu meskipun sebelumnya PPP Solo cenderung mengusulkan nama Muhammad Taufiq.

Advertisement

Sementara itu, cawawali KSB definitif Muhammad Fajri sempat terkejut mendengar keputusan KSB karena ketika meninggalkan rapat itu belum ada keputusan apa pun di KSB. Fajri langsung menerima instruksi dari Ketua DPD PKS Solo Sugeng Riyanto untuk mentaati keputusan KSB, Kamis sore.

“Kalau sudah instruksi dan tugas partai, saya hanya bisa sami’na wa atha’na. Keputusan KSB itu juga menjadi keputusan tim pilkada PKS [Tim Optimalisasasi Musyarakah],” katanya.

Fajri menghormati keputusan Anung yang mempercayainya sebagai pendamping dalam mengarungi perjalanan pilkada. Dia siap melaksanakan putusan itu dengan semangat dan usaha 100%. “Langkah selanjutnya, saya menunggu instruksi KSB. Secara teknis KSB pasti segera membuat jadwal kegiatan. Saya mengikuti apa yang dirumuskan KSB,” tambah dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif