Soloraya
Rabu, 22 Juli 2015 - 06:50 WIB

PILKADA SOLO 2015 : Inilah Lukman Hakim, Figur Cawawali Alternatif

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lukman Hakim (JIBI/Solopos/Tri Rahayu)

Pilkada Solo 2015 akan digelar bersamaan dengan pilkada serentak.

Solopos.com, SOLO-Sedikit politikus Kota Bengawan yang mengenal sosok Lukman Hakim. Keinginan Lukman untuk membangun Kota Solo yang sejahtera itu berawal saat bersama dengan R. Daromez Setiar Budi. Mereka menjadi pasangan calon wali kota (cawali) dan calon wakil wali kota (cawawali) dari jalur independen.

Advertisement

Namun upaya itu pun terpaksa kandas karena kekurangan dukungan yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP) sebanyak 13.000 lembar.

Obsesi ayah dari dua putri itu tidak pupus begitu saja. Lelaki yang lahir di Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo itu semakin bersemangat ketika mendapat dorongan dari para ulama Pasar Kliwon. Dia dikenal sebagai pemuda yang fleksibel dalam bergaul. Dia bisa berbaur dengan kawula muda di bawahnya maupun para tokoh-tokoh tua di atasnya. Di usia 31 tahun, Lukman ingin mengabdikan hidupnya untuk membuat perubahan di Solo.

“Saya meneladani sosok Nabi Muhammad sebagai pemimpin umar. Di saat usia beliau masih timur sudah dipercaya kaumnya dan berdagang mendampingi sang kakek. Pada usia 30 tahun, beliau mampu menyatukan kepala suku besar yang bersitegang. Saya juga ingat ketika beliau berumur 40 tahun saat meletakkan Hajar Aswad secara bersama-sama dengan pembesar suku kala itu,” kata Lukman kepada solopos.com, Selasa (21/7/2015) siang.

Advertisement

Lukman menginginkan semua kelompok di Solo bersatu. Sebagai salah satu keturunan Arab, Lukman mampu mendekati kelompok-kelompok radikal dan moderat di Solo. Dia mampu memetakan ada 38 kelompok di Solo dengan keyakinan yang berbeda-beda. Dia juga mampu masuk dan dikenal dekat kelompok-kelompok di luar keyakinannya.

Lukman merupakan pengagum Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetapi juga dekat dengan sosok Prabowo Subiyanto yang pernah berkompetisi dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014 lalu. Dia belum pernah aktif dalam partai politik tetapi pernah menjadi tim sukses pemenangan Prabowo-Hatta dalam pilpres lalu.

“Obsesi saya sebenarnya hanya ingin memberi makan bagi warga Solo. Saya selalu menangis ketika melihat banyak gelandangan yang kelaparan di malam hari. Hati saya sakit ketika ada seorang pengemis yang menyerahkan uang Rp10.000 dengan tangan bergetar. Namun orang di sekelilingnya acuh tak acuh,” tutur dia.

Advertisement

Lukman sering melihat pemandangan itu ketika keluar malam hari. Dia ingin menyudahi derita mereka dengan cara masuk di dunia politik. Upaya menjadi cawawali dilakukan dengan mendekati Koalisi Solo Bersama (KSB). Lukman tak kurang-kurang meyakinkan calon wali kota (cawali) KSB Anung Indro Susanto dengan program-programnya yang riil di masyarakat.

“Visi dan misi saya hanya kesejahteraan, bermoral, dan berbudaya. Pemimpin Solo harus pandai menyejahterakan rakyat. Bermoral yang ditunjukkan warga Solo dengan ramah tamah mereka mulai punah. Hal itu harus dihidupkan kembali. Berbudaya itu ditunjukkan dengan mengembangkan budaya wong Solo yang multietnis tanpa menyinggung ideologi,” tambah dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif