Soloraya
Rabu, 22 Juli 2015 - 06:10 WIB

MASJID DI PAPUA DIBAKAR : Sukoharjo Sudah Ada Aksi, Warga Diimbau Tak Terprovokasi

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Sukoharjo (dua dari kanan) menyampaikan tanggapan atas peristiwa pembakaran masjid di Tolikara, Papua di hadapan jajaran MUI, FKUB, Bupati, Ketua DPRD, dan Dandim 0726/Sukoharjo di Rumah Dinas Bupati Sukoharjo, Selasa (21/7/2015). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Masjid di Papua dibakar berdampak di Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Masyarakat Sukoharjo diimbau tidak terprovokasi atas kejadian pembakaran masjid di Karubaga, Tolikara, Papua, yang diduga dilakukan kelompok agama tertentu saat umat Islam menggelar Salat Id, Jumat (17/7/2015) lalu. Semua pihak harus menjaga kondusifitas keamanan agar kerukunan umat beragama di Kabupaten Jamu tetap terjaga.

Advertisement

Imbauan disampaikan jajaran musyawarah pimpinan daerah (muspida) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sukoharjo, Selasa (21/7/2015). Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, menyampaikan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang terjadi di Papua harus direspons cepat. Sebab, isu tersebut sangat mudah memprovokasi orang bertindak sewenang-wenang.

Berdasar informasi yang dia dapat, kejadian di Papua sudah memantik reaksi masyarakat Islam yang bermuara pada tindakan melanggar hukum di Joyotakan, Serengan, Solo dan Purworejo, belum lama ini. Peristiwa di Solo ada sekelompok orang yang membubarkan peribadatan yang digelar di sebuah gereja. Di Purworejo ada gerombolan orang berupaya membakar gereja, Senin (20/7/2015).

Tidak dapat dimungkiri kejadian pembakaran masjid di Papua telah mencederai toleransi yang sudah terjalin sangat baik di Negeri Cenderawasih. Namun, persoalan tersebut tidak boleh dilihat hanya dari satu sudut pandang. Sehingga, tidak memunculkan opini-opini yang justru bisa memperkeruh suasana.

Advertisement

“Seperti diketahui, di Sukoharjo ini banyak kelompok radikal. Tanpa isu SARA seperti yang saat ini berkembang pun mereka sudah bertindak melanggar aturan. Karenanya, semua pihak harus bisa melihat masalah ini secara proporsional. Jangan sampai di Sukoharjo ada tindakan-tindakan yang bisa menimbulkan gesekan. Mari kita jaga Sukoharjo agar tetap kondusif aman, toleransi harus kita kedepankan,” kata dia.

Dandim 0726/Sukoharjo, Letkol (Inf) Riyanto, menambahkan dampak pembakaran masjid di Papua harus diwaspadai. Menurut dia saat ini sudah banyak mobilisasi, ajakan, undangan atau upaya lain yang disampaikan melalui berbagai media sosial untuk bertindak anarkistis. Upaya tersebut terbukti ampuh menggerakkan orang. Setidaknya hal itu terjadi di Gatak, Sukoharjo, belum lama ini. Ada sejumlah orang menggeruduk salah satu rumah warga yang digunakan untuk beribadah. Mereka menuding pemilik rumah tidak memiliki izin menggelar ibadah.

“Kalau saya bilang, ada penumpang gelap yang ingin membuat Indonesia terjadi konflik komunal. Ini harus diwaspadai,” kata Riyanto.

Advertisement

Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, meminta masyarakat Sukoharjo tidak terprovokasi. Dia menekankan toleransi harus dinomorsatukan.

 

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif