SOLOPOS.COM - Kim Jong Un (Dok/JIBI/Solopos/Reuters)
Kim Jong Un “menjual” warganya ke negara lain hanya untuk mendanai program nuklir di Korea Utara.
Solopos.com, PYONGYANG — Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un kembali membuat keputusan kontroversial. Ia dikabarkan menggandakan jumlah pengiriman buruh ke luar negeri hanya untuk mendanai proyek dan program nuklir yang akan dibangun. Para buruh itu akan dikirimkan ke beberapa negara termasuk Mongolia, Tiongkok, dan beberapa negara Timur Tengah.
“Sejak Kim Jong-un berkuasa, jumlah buruh kerja paksa membludak,” kata Direktur Eksekutif Norh Korean Watch, Myeong Chul Ahn, sebagaimana dikutip Okezone dari ABC, Selasa (21/7/2015). North Korean Watch adalah lembaga swadaya masyarakat yang bermarkas di Seoul, Korea Selatan, yang melakukan penyelidikan mengenai hal ini.
“Kami memperkirakan ada 90.000 orang (buruh) dan mereka menyumbang US$2 miliar atau sekitar Rp26 triliun per tahun untuk Pemerintah Korut,” sambung Myeong Chul Ahn.
Salah seorang warga Korut bernama Rim Il semula menganggap bekerja di luar negeri sebagai kesempatan berharga. Apalagi, dia bisa memperoleh US$120 atau sekitar Rp1,6 juta per bulan dan tiga kali makan setiap hari. Sementara di negaranya sendiri, ia tak bisa makan dengan leluasa.
“Ada banyak nasi bahkan sup daging. Di Korut, hal seperti ini tidak bisa dibayangkan terjadi,” kata dia.
Namun, pekerjaannya sebagai seorang tukang kayu di Kuwait menjadi mimpi buruk ketika dia mulai bekerja selama 16 jam per hari dan terperangkap dalam sebuah kamp. Dia juga tidak pernah menyentuh gajinya sebab seluruh penghasilannya masuk ke kantong pemerintah.
“Bila menengok ke belakang, saya dapat melihat kalau kami diperlakukan seperti binatang, bukan manusia. Kami pada dasarnya bukanlah manusia,” pungkasnya.