Soloraya
Rabu, 22 Juli 2015 - 02:50 WIB

Polisi Sambangi Lima Gereja di Laweyan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolsek Laweyan Kompol A. Nugroho (dua dari kanan) didampingi Danramil Laweyan Kapten (Inf) Kamalita (kanan) menemui penjaga Gereja Kristen Jawa Kerten Zacharia (dua dari kiri) untuk melakukan koordinasi, Selasa (21/7/2015). (JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu)

Antisipasi gangguan keamanan Polsek Laweyan menyambangi gereja untuk melakukan penyuluhan.

Solopos.com, SOLO – Lima gereja di wilayah Kecamatan Laweyan Selasa (21/7/2015) siang, didatangi petugas dari Polsek Laweyan. Kapolsek Laweyan, Kompol Agung Nugroho, mengatakan kedatangannya ke gereja-gereja untuk memberikan penyuluhan kepada pengurus gereja setempat.

Advertisement

“Ya kami hanya antisipasi saja. Karena setelah ada kejadian pembakaran Masjid di Papua kemarin [Jumat, 17/7/2015]. Kemudian di Bantul dan Purworejo ada pembakaran pintu gereja. Nah kami ingin mengantisipasi agar hal itu tidak terjadi di Solo, makanya kami datangi, kami sambangi, tokoh-tokohnya, semata-mata untuk mengingatkan agar jangan sampai terprovokasi,” kata dia seusai menyambangi sebuah gereja di Karangturi, Pajang, Laweyan, Selasa.

Polisi yang dibantu anggota TNI dari Koramil Laweyan, menyambangi lima gereja di antaranya dua gereja di Pajang, dua Gereja di Panularan, dan satu gereja di Karangasem. Menurut Kapolsek lima gereja tersebut dinilai rawan karena tidak memiliki pagar dan penjaga.

“Di Laweyan ada 18 gereja, klasifikasinya ada tiga tingkat kerawanan. Kalau rawan 1 itu gereja yang tidak punya pagar, penjaga, jauh dari masyarakat. Rawan 2 tidak memiliki pagar tapi punya penjaga, dan rawan 3 yakni punya penjaga dan berpagar, itu seperti di Gendengan dan gereja-gereja besar lainnya,” kata dia.

Advertisement

Dia meminta kepada warga apabila melihat ada tanda-tanda mencurigakan untuk segera melaporkan ke Polisi. “Laporkan ke kami [polisi] di setiap kelurahan ada babinkamtibmas, lewat dia juga bisa.”

Agung menyampaikan suasana di Kota Solo masih cukup kondusif. Karena tingkat toleransi antaragamanya cukup tinggi. Oleh karena itu dia meminta kepada seluruh umat baik umat islam maupun kristiani untuk tidak terpancing atas peristiwa yang terjadi di Papua, Bantul, maupun di Purworejo.

“Solo sudah aman, sudah kondusif. Jadi masyarakat jangan sampai terprovokasi,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu, Pengurus Gereja Kristen Jawa (GKJ) Kerten, Laweyan, Zacharias, menyambut baik kedatangan polisi ke gereja. Dia berterimakasih karena merasa terbantu oleh polisi.

“Ya bagus untuk mengantisipasi keamanan di sini,” kata dia kepada wartawan. Dia juga meminta jemaatnya tidak terprovokasi atas pembakaran pintu gereja di Purworejo dan di Bantul.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif