SOLOPOS.COM - Kim Jong Un dengan gaya baru (Huffingtonpost.com)
Pemilihan pemimpin Korea Utara hanya ada nama Kim Jong Un.
Solopos.com, PYONGYANG – Korea Utara mengadakan pemilihan pemimpin pada Minggu (19/7/2015) kemarin. Pemilihan pemimpin ini menjadi kali pertama sejak Kim Jong Un menggantikan ayahnya pada 2011 lalu. Dalam pemilihan tersebut Kim Jong Un menjadi satu-satunya kandidat sebagai pemimpin.
Kendati disebut-sebut sebagai pemilu yang bebas, nyatanya surat suara yang diberikan kepada warga sipil Korut hanya ada nama Kim Jong Un. Rakyat hanya bisa memilih antara “setuju” atau “tidak setuju”.
Jika warga mendukung Kim Jong Un, mereka harus masuk ke sebuah bilik dan mencontreng namanya. Namun jika tidak setuju, warga akan digiring masuk ke bilik yang berbeda dan mencoretnya, dengan begitu, akan ketahuan siapa yang setuju dan tidak setuju.
“Menolak atau memilih, pemilihan ini digunakan sebagai tolak ukur loyalitas masyarakat pada pemerintah,” ujar pengamat Korea Utara, mantan perwira Angkatan Darat Amerika Serikat, Roger Cavazos, seperti dilansir International Bussines Times.
Para pejabat Korea Utara menganggap pemilu sukses besar dan hampir 100 persen penduduk berpartisipasi dalam pemilu tersebut.
“Semua warga mengambil bagian dalam pemilu dengan antusiasme yang luar biasa untuk menggalang kekuatan revolusioner melalui pemilihan,” kata salah seorang pihak pemerintah sebagaimana dikutip Australia ABC News.
Pilkada terakhir di negara itu diadakan pada tahun 2011, pascakematian ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il. Sekitar 99 persen dari populasi Korea Utara berpartisipasi dalam pemungutan suara itu, BBC melaporkan. Kantor berita negara Korea Utara mengabarkan satu-satunya warga yang absen adalah mereka yang tidak bisa memilih karena mereka berada di luar negeri atau di laut.