Sport
Senin, 20 Juli 2015 - 04:35 WIB

DUKA FORMULA ONE : Tragedi Bianchi Jadi Alarm Keamanan F1

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Duka Formula One masih terasa menyusul meninggalnya Jules Bianchi. Ini sekaligus menjadi alarm keamanan F1.

Solopos.com, MONACO— Dunia Formula One (F1) tengah berduka dengan kepergian pembalap Marussia, Jules Bianchi. Pembalap F1 asal Prancis itu meninggal dunia, Jumat (17/7/2015), setelah koma selama sembilan bulan sejak insiden tabrakan di GP Jepang musim lalu. Tragedi ini pun menjadi alarm peningkatan keselamatan untuk para pembalap.

Advertisement

Ya, kejuaraan jet darat terbaik di dunia ini berisiko sangat tinggi bagi para pembalap. Tak dapat dipungkiri semua pembalap roda empat bermimpi bisa tampil di ajang balap mobil paling canggih sejagat tersebut. Akan tetapi, mereka juga mesti bertaruh nyawa setiap kali balapan di lintasan.

Grand Prix Drivers’ Association (GPDA) mendesak pihak F1 untuk meningkatkan standar keselamatan para pembalap. Asosiasi pembalap F1 ini meminta semua pihak untuk tak lalai memperhatikan keamanan para pengemudi mobil balap mereka.

Advertisement

Grand Prix Drivers’ Association (GPDA) mendesak pihak F1 untuk meningkatkan standar keselamatan para pembalap. Asosiasi pembalap F1 ini meminta semua pihak untuk tak lalai memperhatikan keamanan para pengemudi mobil balap mereka.

“F1 sudah kehilangan talenta hebat dan teman yang luar biasa. 21 tahun setelah meninggalnya Ayrton Senna dan Rolland Ratzenberger, sekarang kami kehilangan Jules, yang meninggal sebagai akibat kecelakaan di trek,” rilis GPDA, dilansir crash.net, Minggu (19/7/2015).

GPDA memaparkan betapa kurang tingkat keselamatan balapan ini. Selain itu, insiden tewasnya Bianchi menandakan F1 masih sangat berbahaya. Apalagi kejadian nahas ini adalah kali pertama sepeninggal tragedi kematian dua pembalap F1, Ayrton Senna dan Rolland Ratzenberger, di GP San Marino musim 1994 silam.

Advertisement

Bos F1, Bernie Ecclestone, bertekad tak akan membiarkan tragedi serupa terjadi lagi. Taipan asal Inggris ini berkomitmen untuk mengevaluasi tingkat keamanan balapan.

“Sungguh menyedihkan kabar tentang Jules. Kami akan merindukan pembalap yang bertalenta ini. Kami tak akan membiarkan ini terjadi lagi,” jelas Ecclestone.

Bianchi mengalami kecelakaan di GP Jepang, 5 Oktober 2014. Dia kehilangan kendali mobil dan menabrak crane yang sedang mengevakuasi mobil Adrian Sutil. Kecelakaan itu mengakibatkan driver tim Marussia ini cedera kepala parah. Ia tak sadar selama sembilan bulan sebelum menghembuskan nafas terakhir, Jumat lalu. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Advertisement

Pembalap Prancis Jules Bianchi yang meninggal dunia setelah koma selama 9 tahun. Ist/dok

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif