News
Minggu, 19 Juli 2015 - 22:40 WIB

MASJID DI PAPUA DIBAKAR : Larang Informasi Sesat, Kapolda Papua Sebut Ada Fakta Sengaja Dibalik

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Irjen Pol. Yotje Mende (JIBI/Solopos/Antara)

Masjid di Papua dibakar, Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende pun mengungkap adanya pembalikan fakta.

Solopos.com, JAKARTA — Kapolda Papua Irjen Pol. Yotje Mende mengkalim ada informasi yang dibalik terkait insiden pembakaran masjid di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7/2015) lalu. Ia pun berharap warga Papua, maupun masyarakat di luar provinsi itu tidak menyebarkan informasi provokatif yang berpotensi menyulut aksi kekerasan susulan.

Advertisement

“Kepada semua pihak untuk tidak menyebarkan informasi sesat,” kata Yotje saat dihubungi wartawan terkait insiden masjid di Papua dibakar itu, Minggu (19/7/2015).

Yotje meminta masyarakat menunggu hasil penyelidikan polisi dalam mengungkap kasus masjid di Papua dibakar tersebut. Polisi, menurut Yotje, saat ini sedang bekerja menelisik insiden yang menyebabkan terbakarnya masjid dan beberapa kios di Tolikara itu. “Sebaiknya tunggu hasil pemeriksaan,” katanya.

Pembalikan Fakta
Mengenai tudingan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) aparat lamban menyosialisasikan surat edaran agar masyarakat di sana tidak menggunakan pengeras suara karena ada seminar GIDI, kemudian tembakan ke belasan pemuda gereja yang menyebabkan 12 orang tertembak, Yotje enggan menanggapinya. “Itu pernyataan yang membalikkan fakta. Kami punya dokumen rekaman waktu kejadian, mohon maaf saya tidak akan berkomentar,” katanya.

Advertisement

Insiden kekerasan di Kabupaten Tolikara, berawal saat adanya pembakaran dan pelemparan terhadap musala—informasi awal menyebutkan sebagai masjid karena digunakan pula untuk salat Id—di lokasi tersebut. Peristiwa terjadi pada pukul 07.00 WIT, Jumat (17/7/2015), saat umat Islam di sana tengah melaksanakan salat Id di halaman Markas Koramil 1702/JWY. Selain musala, enam rumah dan sebelas kios menjadi sasaran amukan para pembuat keonaran.

Versi lain menyatakan peristiwa bermula ketika beberapa jemaat GIDI mendatangi lokasi untuk berdialog, namun tiba-tiba ada letusan senjata api yang memicu amuk warga. Akibatnya, satu orang meninggal dunia sementara 11 lainnya luka-luka.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif