Jogja
Jumat, 17 Juli 2015 - 15:20 WIB

LEBARAN 2015 : Tradisi Lepas Balon di Makam Paingan Tengah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan warga menyambut dengan semarak momen pelepasan balon udara di pelataran Makam Paingan Tengah, Dusun Paingan, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo, Jumat (17/7/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Lebaran 2015 dimaknai warga Pengasih dengan melepas balon udara saat ziarah.

Harianjogja.com, KULONPROGO– Usai salat id ratusan warga Dusun Paingan, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih menggelar tradisi lepas balon udara di halaman Makam Paingan Tengah, Jumat (17/7/2015).

Advertisement

Setelah menggelar salat id dan bersalam-salaman, dengan berjalan kaki ratusan warga berbondong-bondong menuju makam leluhur desa yang berjarak sekitar 500 meter. Sampai di pelataran makam, sejumlah warga membawa sebuah balon udara yang terbuat dari plastik.

“Tradisi ini [lepas balon] sudah kami lakukan selama belasan tahun. Awalnya hanya dilakukan untuk menarik minat warga, terutama anak muda untuk berziarah ke makam leluhur,” ujar Kepala Dusun Paingan Maryadi.

Maryadi mengungkapkan, acara lepas balon udara semula mengadopsi tradisi warga masyarakat Magelang, Jawa Tengah. Kini, tradisi lepas balon ini telah menjadi salah satu momen yang dinanti dan menjadi alat pemersatu warga Dusun Paingan saat perayaan Lebaran.

Advertisement

“Balon tersebut dibuat atas inisiatif para pemuda karang taruna di desa setempat. Kurang lebih dibuat selama tiga hari dengan diameter lima meter dan tinggi tujuh meter,” jelas Maryadi.

Ketua RT 09 Dusun Paingan Ngasiyo menambahkan, tradisi tersebut digelar setiap 1 Syawal. Acara yang telah dimulai sejak tahun 1998 itu, diikuti kurang lebih tiga RT di desa tersebut atau dua jamaah masjid yakni Masjid Al Furqon dan Ar Rahman. Pelepasan balon dimaknai sebagai pelepasan hawa nafsu dan menyimbolkan perayaan di hari kemenangan ini.

“Setelah melepas balon, dilanjutkan dengan ziarah ke makam pendiri atau cikal bakal dari desa kami. Selain ke makam Mbah Bedel [leluhur], warga juga ziarah ke makam keluarganya masing-masing,” imbuh Ngasiyo.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif