Soloraya
Kamis, 16 Juli 2015 - 07:10 WIB

LEBARAN 2015 : Ratusan Lokasi Salat Id di Sukoharjo Disiapkan

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Salat Id. (JIBI/Solopos/Dok.)

Lebaran 2015  di Sukoharjo sudah dipersiapkan lokasi untuk Salat Idul Fitri.

Solopos.com, SUKOHARJO – Ratusan lokasi di wilayah Sukoharjo disiapkan untuk mendukung kelancaran umat muslim menunaikan Salat Idul Fitri pada Jumat (17/7/2015). Lokasi Salat Ied berupa masjid, lapangan terbuka, dan halaman gedung atau kantor.

Advertisement

Kepala Seksi (Kasi) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kementerian Agama (Kemenag) Sukoharjo, Abdul Rohman, mengatakan jumlah lokasi Salat Id tak mengalami penambahan dibanding tahun lalu. Setiap kelurahan/desa diasumsikan terdapat satu lokasi Salat Id. “Yang jelas lokasi Salat Idul Fitri di Sukoharjo lebih dari 150 lokasi. Paling banyak di wilayah Kota Sukoharjo, Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Grogol,” katanya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (15/7/2015).

Lokasi Salat Id di wilayah Kota Sukoharjo dipusatkan di Alun-alun Satya Negara, dan Stadion Gelora Merdeka. Alun-alun Satya Negara dapat menampung lebih dari 10.000 jamaah. Sementara Stadion Gelora Merdeka dapat menampung sekitar 8.000 jamaah.

Rencananya, unsur musyawarah pimpinan daerah (Muspida) Sukoharjo melaksanakan Salat Id di Alun-alun Satya Negara. “Jumlah jamaah salat Idul Fitri lebih banyak dibanding salat Idul Adha karena banyaknya para perantau yang pulang ke kampung halaman,” ujar dia.

Advertisement

Ia telah mempersiapkan peralatan maupun tempat pelaksanaan termasuk lahan parkir kendaraan bermotor. Tak hanya itu, Kemenag telah membagi imam dan khatib Salat Id di setiap lokasi. Khatib Salat Id di Alun-alun yakni Ustad Kholid Samhudi dan imam Asrofi Al Hafid.

Penyelenggara Syariah Kemenag Sukoharjo, Nursyahid, mengatakan masih menunggu hasil sidang Isbat yang dilakukan pemerintah pusat ihwal penentuan 1 Syawal 1436 Hijriah atau Idul Fitri. Dia telah melaksanakan kegiatan Rukyatul Hilal sebagai bagian dari penentuan 1 Syawal di pondok pesantren (ponpes) Assalaam, Kartasura.

Ponpes Assalaam mempunyai laboratorium astronomi untuk melihat benda-benda langit. “Kami belum dapat memastikan penentuan 1 Syawal karena masih menunggu hasil sidang isbat. Apabila ada perbedaan Salat Id, umat muslim harus saling menghargai dan menghormati,” tutur dia.

Advertisement

Ditemui terpisah, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo, Guntur Subiyantoro, memastikan Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal jatuh pada tanggal 17 Juli sesuai hisab hakiki wujudnya hilal Majelis Tarjih dan Takdir.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif