Jogja
Kamis, 16 Juli 2015 - 16:20 WIB

Gelar Mebel di Gunungkidul, Pedagang Raih Omzet Rp76,7 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pameran produk-produk mebel digelar Asosiasi Pengusaha Mebel Gunungkidul (Apmeg) di lapangan Alun-alun Wonosari, Jumat (10/7/2015). Pameran yang berlangsung selama 9-14 Juli ini diharapkan bisa meningkatkan penjualan mebel produk lokal Gunungkidul dan membuka peluang pasar di luar negeri. (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Gelar mebel di Gunungkidul, pedagang berhasil meraih omzet Rp76,6 juta

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Melalui Gelar Mebel Asosiasi Pengusaha Meubel Gunungkidul (APMeG), sejak Jumat (10/7/2015) dan berakhir pada Rabu (15/7/2015), pengusaha meraih omzet sekitar Rp76, 7 juta dan angka pesanan Rp28 juta. Sedangkan untuk omzet penjualan batu akik mencapai Rp14,3 juta.

Advertisement

Meski demikian, Ketua Panitia Gelar Mebel, Subardi yang dijumpai pada Rabu, menyayangkan pihak pengusaha meubel masih belum bisa mendapatkan investor atau minimal peminat yang akan membawa produk mereka ke pasar ekspor.

Bahkan saat ini pihaknya juga masih belajar mengenai kualitas dan kuantitas produk yang layak untuk diterjunkan ke pasar ekspor. Mereka juga masih berharap campur tangan dari pemerintah untuk bisa menembus pasar ekspor dan meningkatkan angka penjualan.

Advertisement

Bahkan saat ini pihaknya juga masih belajar mengenai kualitas dan kuantitas produk yang layak untuk diterjunkan ke pasar ekspor. Mereka juga masih berharap campur tangan dari pemerintah untuk bisa menembus pasar ekspor dan meningkatkan angka penjualan.

Ia mencontohkan yang sudah kerap diusulkan, misalnya pasar mebel atau minimal showroom. Tempat pamer diperlukan untuk mewadahi hasil produksi para perajin mebel, karena selama ini mereka memproduksi barang berdasarkan pesanan saja.

Adanya pasar mebel atau showroom, setidaknya mereka terus memproduksi karena proses penjualan lewat cara itu bisa dirasa membantu.

Advertisement

“Tapi bisa dimungkinkan juga yang membeli adalah perantau, kemudian ia membelikan untuk orangtua mereka yang tinggal di Gunungkidul,” ujarnya, Rabu.

Di samping itu, dari sejumlah permintaan yang ada, terlihat minat dan tren desain mebel saat ini masih didominasi desain minimalis, meski desain yang berukir dan penuh detail juga masih diminati oleh konsumen.

“Kami mendorong anggota APMeG untuk memperbanyak produksi meubel dengan desain minimalis seperti minat pasar masa kini,” urainya.

Advertisement

Dibanding pameran yang pernah digelar sebelumnya oleh APMeG yang difasilitasi oleh Disperindagkoptam ESDM Kabupaten Gunungkidul, pameran yang kali ini digerakkan dengan swadaya oleh para pengusaha memiliki lebih banyak produk yang dipamerkan dan dijual.

“Kegiatan ini juga digelar atas inisiatif teman-teman pengusaha sendiri, yang bukan hanya untuk mendukung promosi, melainkan menunjukkan peran serta membangun Gunungkidul lewat produk mebel ini,” terangnya.

Pihaknya juga cukup bersyukur bahwa pada Ramadan 2015 sejumlah pengusaha meubel, secara pribadi [bukan melalui penjualan di pameran] mengalami peningkatan produksi maupun pendapatan hingga 30 persen.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif