Soloraya
Kamis, 16 Juli 2015 - 08:50 WIB

ANCAMAN KEKERINGAN : Krisis Air Bersih Mulai Landa Sragen Utara

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kekeringan di Soloraya (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Ancaman kekeringan mulai melanda sebagian wilayah di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN-Krisis air bersih mulai terjadi di wilayah Sragen utara beberapa hari terakhir. Kondisi tersebut diperparah dengan matinya aliran air dari Pamsimas setempat.

Advertisement

Warga berharap suplai air bersih dari Pemkab atau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sragen. Seperti disampaikan Kades Katelan, Tangen, Suparno, Rabu (15/7/2015).

“Satu dari dua pamsimas di Katelan sudah mati. Padahal pamsimas ini menjadi andalan 150 keluarga di sini. Warga berharap suplai air bersih dari pemerintah,” kata dia.

Advertisement

“Satu dari dua pamsimas di Katelan sudah mati. Padahal pamsimas ini menjadi andalan 150 keluarga di sini. Warga berharap suplai air bersih dari pemerintah,” kata dia.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Suparno menjelaskan, warga membeli air, lalu dimasukkan ke tangki di tower. Warga juga mengandalkan sumur yang masih ada airnya.

Suparno menjelaskan total jumlah warga yang rutin kesulitan air pada musim kemarau yaitu 200 keluarga. Warga khawatir perayaan Lebaran terganggu ketersediaan air.
Penyusutan signifikan sumber air bersih juga mulai terjadi di Kecamatan Mondokan, utamanya di Desa Kedawung dan Jekani. Kendati belum sampai terjadi krisis air di wilayah itu.

Advertisement

Wilayah yang dikenal dengan sebutan Singensumonar tersebut selama ini akrab dengan kekeringan. “Kekurangan air bersih selalu terjadi pada puncak musim kemarau,” kata dia.

Sutrisno berharap Pemkab mengantisipasi krisis air dengan mengaktifkan jejaring koordinasi antar lini dan sektor. “Yang harus dikedepankan langkah antisipatif,” sambung dia.

Terpisah, Direktur Umum PDAM Sragen, M. Soleh, mengakui sudah mengirim delapan tangki air bersih pada musim kemarau ini. Di antaranya pengiriman tiga tangki ke Kecamatan Miri.

Advertisement

Beberapa desa di Miri yaitu Gilirejo Baru, Bagor, dan Brojol, menjadi sasaran pengiriman air. Sebelumnya PDAM juga telah mengirim tangki air bersih ke Kecamatan Tangen.

Pengiriman air bersih atas permintaan Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, termasuk anggaran pembeliannya. “Air kami salurkan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata dia.

Soleh memprediksi akan semakin banyak permintaan air bersih beberapa pekan ke depan. Tapi dia menjamin semua permintaan air bersih akan dilayani oleh PDAM Tirto Nagoro.

Advertisement

Berdasarkan catatan Dinsos Sragen, krisis air bersih mengancam 121.405 penduduk Sragen pada musim kemarau 2015. Mereka tersebar di 42 desa di 11 wilayah kecamatan.

Mayoritas penduduk yang terancam air bersih berada di wilayah Sragen utara yang memang dikenal sebagai daerah kering. Mereka tinggal di Kecamatan Tangen, Jenar, dan Gesi.
Selain itu Kecamatan Sukodono, Mondokan, Sumberlawang, Miri, Masaran, Plupuh, Kalijambe, dan Tanon. Daerah dengan potensi kekeringan terparah yaitu Tangen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif