Soloraya
Selasa, 14 Juli 2015 - 03:45 WIB

LEBARAN 2015 : Polisi Boyolali Antisipasi Pencurian Rumah Selama Lebaran

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencurian dengan pemberatan, atau curat. (JIBI/Solopos/Dok)

Lebaran 2015 polisi Boyolali mengantisipasi pencurian rumah.

Solopos.com, BOYOLALI — Pencurian dengan pemberatan (curat) merupakan tindak pidana yang paling diwaspadai selama Lebaran.

Advertisement

Biasanya aksi curat ini menyasar rumah-rumah kosong yang ditinggal mudik oleh pemiliknya. Pada Operasi Ketupat Candi 2013-2014, aksi curat paling banyak terjadi ketimbang 19 tindak kejahatan lainnya. Ada empat kasus curat yang terjadi selama Operasi Ketupat Candi 2014. Angka ini meningkat dibanding 2013 yang hanya ada dua aksi curat.

Untuk mengantisipasi pencurian di rumah kosong ini, petugas di polsek akan meningkatkan patroli ke daerah-daerah.

Selain curat, pencurian sepeda motor juga marak terjadi saat Lebaran. Lebaran 2014 polres menerima laporan empat kasus curanmor.

Advertisement

“Memang tindak pidana saat Lebaran tidak terlalu banyak, tetapi tetap kami antisipasi,” kata Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, saat ditemui Solopos.com, Rabu (8/7/2015).

Polres Boyolali juga memetakan potensi gangguan kamtibmas baik sebelum Lebaran, hari H, maupun setelah Lebaran. Potensi gangguan kamtibmas yang terjadi sebelum Lebaran antara lain tawuran antarwarga, petasan, hipnotis, peredaran uang palsu, pencurian rumah kosong, copet, curanmor, curas, balapan liar, dan meningkatnya gelandangan dan pengemis (gepeng), serta kericuhan pada saat pembagian zakat.

Potensi gangguan kamtibmas saat hari H Lebaran antara lain pencurian rumah kosong, meningkatnya gepeng, dan terorisme. Sementara, gangguan yang berpotensi terjadi setelah hari H Lebaran adalah tawuran antarwarga, pencurian rumah kosong, bahkan kebakaran.

Advertisement

“Tawuran antarwarga berpotensi terjadi biasanya dipicu dendam lama untuk kasus yang pernah terjadi. Kedatangan pemudik ke kampung halaman, kebanggaan pemudik yang berlebihan yang menimbulkan kecemburuan sosial. Tawuran bisa juga terjadi karena kesalahpahaman saat di tempat hiburan,” imbuh Kabagops Polres Boyolali Kompol Sri Haryanto.

Kabagops juga meminta warga untuk selalu waspada saat berkunjung ke objek wisata dan pusat perbelanjaan. Dari analisis Polres Boyolali, objek wisata dan pusat perbelanjaan rawan dengan, pencurian, pencopetan, penjambretan, dan hipnotis.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif