Soloraya
Senin, 13 Juli 2015 - 17:50 WIB

PENATAAN PASAR GEDE : Proyek Belum Rampung, Pedagang Nekat Tempati Kios

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pasar Gede Solo. (JIBI/Solopos.com)

Pembangunan Pasar Gede belum rampung, namun sejumlah pedagang nekat menempati kios.

Soloopos.com, SOLO—Para pedagang buah Pasar Gede nekat menempati kios untuk mengejar momentum Lebaran. Padahal pembangunan pasar yang menelan anggaran Rp1,88 miliar baru selesai 95% dan baru serah terima pada awal Agustus mendatang.

Advertisement

Pedagang dan pelaksana proyek dari CV Sandi Prayoda bersepakat saling memberi ruang untuk beraktivitas di dalam pasar yang juga bangunan cagar budaya (BCB). Perilaku pedagang tersebut dimulai sejak Minggu (12/7) dan baru diketahui Komisi III saat inspeksi mendadak (sidak) di pasar tersebut, Senin (13/7/2015).

Seorang pedagan buah, Widodo, 40, mengaku hanya pinjam tempat dulu di kios baru sisi barat untuk menggelar buah. Kios yang ditempati Widodo merupakan kios lama yang semula juga ditempati Widodo. “Kami merasa nyaman di kios baru ini daripada berada di kios darurat. Kami hanya pinjam tempat dulu karena belum ada serah terima kios. Katanya serah terima kios baru dilakukan awal Agustus,” kata Joko saat ditemui solopos.com, Senin siang.

Hal senada juga disampaikan Marti, 41, pedagang buah yang menempati pasar itu secara turun temurun selama 30 tahun. Marti menempati kios itu berdasarkan kepemilikan surat hak penempatan (SHP). “Nanti tidak ada pengundian kios. Pedagang lama langsung menempati kios-kios mereka berdasarkan SHP. Dulu saya juga menepati kios ini. Setelah dibangun dan bersih ya kembali ke kios ini,” tambah Marti.

Advertisement

Ketua Paguyuban Pasar Gede Solo, Jumadi, mengatakan mereka merupakan bagian dari 126 pedagang Pasar Gede yang menempati kios buah. Jumadi mengakui bila pekerjaan pembangunan pasar belum rampaung. Namun pedagang sendiri, kata dia, yang meminta agar diizinkan menempati kios untuk mengejar momentum Lebaran. Jumadi menjelaskan para pedagang dan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) sudah slup-slupan Minggu malam.

“Ukuran disesuaikan dengan SHP. Ada yang kecil dan ada yang lebih lebar. Kami sama-sama bersepakat dengan kontraktor. Yang penting pedagang tidak terganggu dan pekerja proyek juga tidak terganggu. Kami tetap mengawal pedagang sampai nanti ada serah terima. Jadi pedagang tidak boleh menempel, memaku, dan seterusnya,” kata Jumadi.

Sebagian besar pedagang yang nekat menempati kios baru itu merupakan pedagang retail sedangkan pedagang grosir buka belakangan. Konsultan pengawas proyek dari CV Asta Bawana, Ari Prabowo, mengatakan pemasangan pintu rolling di tiga blok yang terdiri atas sembilan kios belum selesai. Selain itu, Ari menambahkan pemasangan lampu juga belum dilakukan. Dia manargetkan pemasangan lampu selesai menjelang akhir pekerjaan karena khawatir dicuri orang.

Advertisement

“Ya targetnya sebelum awal Agustus selesai. Sebenarnya dengan nekatnya para pedagang proses pekerjaan tidak bisa leluasa dalam menggarap proyek. Kalau pedagang tidak nekat sebenarnya sebelum Lebaran diupayakan bisa selesai,” tutur dia.

Sementara, Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto, meminta pelaksana proyek harus merampungkan pekerjaan maksimal 2 Agustus 2015. Target waktu tersebut sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek yang tercantum dalam dokumen kontrak. Honda tidak ingin proyek itu molor karena volume pekerjaannya tinggal 5%. “Setelah proyek ini selesai, kami segera membahas untuk proyek tahapan II untuk perwajahan Pasar Gede dan penataan bangunan lantai II,” ujar Honda.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif