Soloraya
Sabtu, 11 Juli 2015 - 03:50 WIB

KEKERINGAN BOYOLALI : Sumber Air 3 Desa Mengering, Bantuan Disiagakan

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Kekeringan Boyolali membayangi sedikitnya tiga desa.

Solopos.com, BOYOLALI—Sejumlah sumber air dari 3 desa di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali mulai mongering. Meski belum mendapat laporan resmi kekeringan, pemerintah Kecamatan Wonosegoro telah menyiagakan bantuan dropping air bersih bila sewaktu-waktu warga membutuhkan.

Advertisement

Camat Wonosegoro, Edi Kristiawan, mengatakan ketiga desa yang sumber air bersihnya telah mengering tersebut adalah Desa Bengle, Bercak, dan Gunungsari. Diakuinya, ketiga desa tersebut memang kerap menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau. Sebagai upaya siaga, koordinasi dengan Bakorwil untuk pemenuhan bantuan dropping air bersih pun dilakukan.

Ditambahkan olehnya, dampak kekeringan biasanya paling dirasa oleh warga Desa Bercak di ujung utara. Di sana tidak terdapat mata air, sehingga tiap kemarau tiba tidak dapat mengandalkan yang lain selain bantuan dropping air dari pemerintah. dia mengestimasikan sisa pasokan air di sejumlah desa masih mampu dioptimalkan hingga akhir Juli.

Di Desa Bengle, warga masih bisa mengandalkan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (pamsimas). Namun itu pun tidak dapat diharapkan sepenuhnya karena debit air selalu berkurang begitu memasuki musim kemarau.

Advertisement

Sementara di Desa Gunungsari, sudah menjadi hal yang biasa bila warga harus rela menempuh jarak jauh menerabas hutan untuk mengangsu air dari dalam gua Rincing, Desa Gunungsari.

“Di sana ada sendang atau mata air, tapi jaraknya sangat jauh, masuk ke hutan. Meski pasokan air masih dapat dikatakan aman, tapi saya sudah siagakan segala sesuatunya, termasuk melapor dan mengoordinasikan dengan Bakorwil terkait bantuan dropping air. Mereka sudah menyatakan positif siap sedia kapanpun desa butuh bantuan dropping air,” kata dia saat diwawancarai solopos.com di ruang kerjanya, Jumat (10/7/2015) siang.

Terpisah, kepala UPTD Pertanian Kecamatan Wonosegoro, Timur, mengatakan ratusan hektare sawah tadah hujan di sejumlah desa terancam diberakan oleh pemiliknya selama musim kemarau. Selain itu, ratusan hektare lahan tegalan pun juga sudah dapat dipastikan mengalami kekeringan saat memasuki puncak kemarau.

Advertisement

“Saat ini meski sudah mulai kering tapi masih dapat dikatakan aman. Belum tahu besok beberapa bulan ke depan,” kata dia saat dijumpai solopos.com di ruang kerjanya, Jumat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif