Soloraya
Kamis, 9 Juli 2015 - 02:45 WIB

RAZIA KARANGANYAR : Toko Kedapatan Jual Makanan Kedaluwarsa dan Rusak

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mengecek masa kadaluarsa pada makanan dan minuman di toko modern di Jaten, Rabu (8/7/2015). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Razia Karanganyar di beberapa toko kedapatan menjual makanan kedaluarsa dan rusak.

Solopos.com, KARANGANYAR — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar menemukan makanan kedaluwarsa dan kemasan rusak saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di toko. DKK menerjunkan lima tim ke sejumlah wilayah di Karanganyar, yakni Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Ngargoyoso, dan Kerjo.

Advertisement

Setiap tim menyasar pasar tradisional dan toko. Mereka mengecek masa kedaluwarsa dan kandungan bahan berbahaya seperti pewarna pakaian dan pengawet. Di salah satu toko modern di Jaten, tim menemukan gula halus sudah kedaluwarsa, makanan anak-anak dengan kemasan rusak, dan susu cair dalam kemasan yang hampir kedaluwarsa.

“Pengembalian barang seharusnya dilakukan dua pekan sebelumnya. Kami harap pihak toko menurunkan barang untuk dikembalikan kepada distributor supaya tidak lupa,” kata Kepala Seksi Kefarmasian dan Narkotika dan Psikotropika (Napza) DKK Karanganyar, Anik Dwiyanti, saat ditemui wartawan di sela-sela melakukan sidak di Pasar Desa Jaten, Rabu (8/7/2015).

Advertisement

“Pengembalian barang seharusnya dilakukan dua pekan sebelumnya. Kami harap pihak toko menurunkan barang untuk dikembalikan kepada distributor supaya tidak lupa,” kata Kepala Seksi Kefarmasian dan Narkotika dan Psikotropika (Napza) DKK Karanganyar, Anik Dwiyanti, saat ditemui wartawan di sela-sela melakukan sidak di Pasar Desa Jaten, Rabu (8/7/2015).

Anik menuturkan sudah membina langsung salah satu pegawai yang menjadi penanggung jawab toko itu. Hasil sidak akan dikomunikasikan dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Disperindagkop dan UMKM) Karanganyar.

Salah satu karyawan toko itu, Heri Kristiyono, menuturkan sudah memiliki jadwal pengembalian barang sebanyak empat kali dalam satu bulan. Bahkan setiap karyawan memiliki tugas masing-masing. “Ada yang mengontrol tanggal kedaluwarsa. Pasti kami kembalikan,” ujar dia.

Advertisement

“Pedagang masih ada yang menjual makanan kedaluwarsa. Kami memeriksa 13 contoh makanan. Teri basah positif boraks, empat jenis makanan positif formalin, dan bolu kukus warna merah muda mengandung rhodamin B,” tutur dia.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DKK Karanganyar, Fatkhul Munir, menuturkan memeriksa 77 jenis makanan di lima pasar tradisional di Karanganyar. Hasilnya, 30 jenis makanan mengandung bahan pengawet dan pewarna tekstil. Sebanyak 18,18% mengandung rhodamin B dan sisanya mengandung formalin dan boraks.

“Kerupuk, cendol, dan pacar cina mengandung pewarna pakaian. Makanan yang digemari anak-anak, seperti kerupuk aneka warna mengandung formalin dan boraks. Kami juga menemukan makanan kedaluwarsa, seperti mi instan, bumbu dapur, dan lain-lain,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu.

Advertisement

Prioritas sidak ke pasar tradisional karena rata-rata warga berbelanja kebutuhan sehari-hari ke pasar tradisional. Dia juga mengingatkan warga agar betul-betul memerhatikan makanan dan minuman yang masuk ke tubuh. Dia meminta masyarakat mewaspadai teri nasi.

“Kami mencuci teri nasi beberapa kali. Lalu kami cek. Ternyata kandungan formalin dan boraks masih ada. Bahan pengawet itu sudah merasuk hingga pori-pori makanan. Masyarakat harus betul-betul tahu dan waspada.”

 

Advertisement

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif