Jogja
Rabu, 8 Juli 2015 - 19:20 WIB

PILKADA GUNUNGKIDUL : Kardi Nilai DPC Gerindara Tak Transparan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkada langsung (JIBI/Dok)

Pilkada Gunungkidul untuk pasangan Kardi dan Iswanto tak ikut uji kelayakan.

Harianjogja, GUNUNGKIDUL – Tidak dapat ikut uji kelayakan yang dilakukan Dewan Pengurus Pusat Gerindra, dua calon yang mendaftar penjaringan bupati dan wakil bupati di Gunungkidul, Gerindra, Iswanto dan Kardi kecewa.

Advertisement

Kekecewaan ini muncul, karena surat undangan dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerindra DIY itu tidak pernah sampai kepada dua calon tersebut hingga proses pelaksanaan fit and proper test berlangsung, Jumat (3/7/2015) lalu. Dampaknya kedua orang ini kemungkinan besar tersisih dari proses penjaringan.

“Saya baru menerima informasi ini saat dihubungi orang DPD Senin malam [kemarin]. Jujur saya sangat kecewa mengenai proses ini,” kata Kardi saat ditemui wartawan di Patuk, Selasa (7/7/2015).

Advertisement

“Saya baru menerima informasi ini saat dihubungi orang DPD Senin malam [kemarin]. Jujur saya sangat kecewa mengenai proses ini,” kata Kardi saat ditemui wartawan di Patuk, Selasa (7/7/2015).

Dia mengakui ketidakhadiran dalam proses uji kelayakan tersebut membuat peluang terpilih sebagai calon bupati makin menipis. Ia pun menuding DPC Gerindra tidak transparan dalam menjalankan proses penjaringan itu.

“Harusnya saya juga mendapatkan surat tersebut, tapi kenapa tidak diberikan dan tidak ada pemberitahuan sama sekali. Saya baru tahu saat ditelpon dari orang DPD,” kata Kardi.

Advertisement

“Dikarenakan tidak tahu undangan tersebut, usai acara langsung pulang. Saya juga dapat informasi jika Pak Bardi langsung ke Jakarta usai acara,” ungkapnya.

Sebagai bentuk kekecewaan dalam proses penjaringan itu, Kardi siap membawa masalah ini ke ranah hukum. Dia berpendapat, surat undangan dari DPP ditujukan ke seluruh bakal calon, tapi kenyataannya dirinya malah mendapatkan perlakuan yang berbeda.

“Kalau tidak disampaikan ke kami itu berarti sebagai bentuk pengabaian instruksi dari Ketua Umum,” seru mantan Kepala Kejaksaan Negeri Kota Jogja itu.

Advertisement

Kekecewaan juga diungkapkan oleh Iswanto. Dia mengakui juga mendapatkan perlakukan yang tak jauh beda dengan apa yang dialami oleh Kardi. “Saya lebih dari kecewa, sebab sudah berusaha mengikuti sesuai prosedur yang diberlakukan. Tapi saya tidak mendapatkan undangan ke Jakarta,” keluh Iswanto.

Dia mengaku, baru mendapatkan informasi tes ini dari salah satu kader Gerindra di Sleman, Sabtu (4/7/2015). Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, dari tiga calon yang mendaftar hanya ada satu calon yang ikut tes tersebut. “Dalam waktu dekat, saya juga akan melakukan klarifikasi ke DPC,” ungkapnya.

Sementara itu, calon lainnya Subardi TS belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini diturunkan. Saat dihubungi ke nomor ponselnya dalam kondisi tidak aktif.

Advertisement

Terpisah, Ketua Tim Penjaringan Calon Bupati dan Wakil Bupati dari Partai Gerindra Rugiyanto mengaku tidak menahu mengenai masalah tersebut. Sebab, tugas tim sepuluh hanya sebatas pendaftaran, selebihnya menjadi kewenangan Tim Tujuh dari DPD Gerindra DIY.

“Untuk masalah surat, saya juga tidak tahu. Kalau masalah ini coba tanya ke Ketua DPC,” kata Rugiyanto, yang juga selaku Sekretaris DPC itu.

Sayangnya, masalah ini belum bisa dikonfirmasi. Saat mencoba menghubungi Ketua DPC Gerindra Gunungkidul Ngadiyono tidak memberikan jawaban. Begitu pula saat dikirimkan pesan singkat, juga tidak membalas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif