Kepala BIN baru, Sutiyoso, ingin mendatangkan alat penangkal paham radikal.
Solopos.com, JAKARTA — Badan Intelijen Negara (BIN) akan membeli peralatan yang dapat menangkal ancaman gerakan radikal dan teroris yang menyebar dari dunia maya.
Kepala BIN baru, Sutiyoso, mengatakan gerakan radikal dan teroris lintas negara menjadi salah satu ancaman yang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, saat ini pelaku teroris dan gerakan radikal dapat menyebarkan ideologinya melalui dunia maya.
“Indonesia pengguna internet terbesar ke-6 di dunia, dan mayoritas pengguna internet di dalam negeri adalah anak muda yang masih labil, serta mudah untuk didoktrin,” katanya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Sutiyoso menuturkan pemerintah harus memiliki alat canggih untuk mengantisipasi penyebaran paham radikal melalui dunia maya. Nantinya, BIN akan mendatangkan peralatan yang selama ini digunakan oleh negara lain dalam menanggulangi penyebaran paham radikal dan teroris di dunia maya.
Menurutnya, dirinya akan melihat Amerika Serikat dan Rusia sebagai refrensi penanggulangan penyebaran paham radikal dan terorisme di dunia maya. BIN juga akan memanfaatkan komunitas intelijen internasional yang selama ini menjadi wadah bagi pelaku intelijen seluruh negara di dunia berbagi informasi.
“Kita harus memiliki alat yang super canggih. Saya akan datangkan dari berbagai refrensi, dan nanti kami akan lihat yang dimiliki oleh negara-negara besar, seperti Rusia dan Amerika Serikat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Sutiyoso juga mengatakan akan melakukan pengadaan alat tersebut secara bertahap, sesuai dengan alokasi anggaran yang diberikan pemerintah kepada BIN.