Soloraya
Selasa, 7 Juli 2015 - 20:40 WIB

POLISI DIHAJAR MASSA : Ribut Soal Parkir di Prambanan Klaten, Anggota Polda DIY Dihajar Massa

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang anggota polisi berpangkat brigadir berasal dari Polda DIY dinaikkan ke mobil patroli polisi untuk dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY, Selasa (7/7/2015). Anggota polisi itu babak belur setelah dihajar massa di lokasi parkir wilayah Desa Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten. (Istimewa)

Polisi dihajar massa di depan toko emas Prambanan, Klaten.

Solopos.com, KLATEN  –  Seorang polisi berpangkat brigadir babak belur dihajar massa di depan toko emas wilayah Kecamatan Prambanan, Klaten, Selasa (7/7/2015).

Advertisement

Peristiwa itu bermula lantaran persoalan antara oknum polisi dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan petugas parkir.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, oknum polisi bernama Toni menjadi bulan-bulanan warga di depan toko emas yang berada di tepi Jalan Raya Solo-Jogja, Dukuh Koplak, Desa Kebondalem Kidul, Prambanan, Selasa (7/7), sekitar pukul 11.00 WIB.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun, oknum polisi bernama Toni menjadi bulan-bulanan warga di depan toko emas yang berada di tepi Jalan Raya Solo-Jogja, Dukuh Koplak, Desa Kebondalem Kidul, Prambanan, Selasa (7/7), sekitar pukul 11.00 WIB.

Nyawa polisi itu berhasil diselamatkan dan langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Polda DIY, di Kalasan, Sleman.

Penanggung jawab parkir di lokasi kejadian, Catur, 40, mengatakan pada Minggu (5/7) muncul persoalan antara Toni dan seorang petugas parkir bernama Hartanto, 27.

Advertisement

Diintimidasi

Hartanto justru dihajar oleh oknum polisi itu dan juga diintimidasi menggunakan pistol. Menerima perlakuan tersebut, Hartanto lantas melaporkan ke Mapolsek Prambanan. “Awalnya, saya tidak tahu kalau dia itu polisi,” kata Hartanto saat ditemui di mapolsek.

Pada Senin (6/7), Toni kembali mendatangi lokasi parkir di toko emas. Saat itu, lokasi parkir dijaga oleh Sulistyo, 19, yang merupakan adik Hartanto.

Advertisement

Toni yang datang mengendarai mobil langsung menabrakan mobil yang ia kemudikan terhadap Sulistyo. Beruntung, pemuda tersebut tak mengalami luka berarti.

Geram dengan aksi oknum polisi tersebut, Catur mendatangi lokasi parkir pada hari ketiga atau Selasa guna mengecek jika sewaktu-waktu oknum polisi datang ke tempat parkir. “Ternyata benar, ia datang lagi dan langsung menghajar keponakan kami [Sulistyo],” ungkap Catur.

Catur mengatakan saat mendatangi lokasi parkir, Toni mengajak seorang teman yang masing-masing mengendarai sepeda motor.

Advertisement

“Yang satu langsung memukul keponakan saya, satu lagi mau lari menyerang. Saya lantas mencegahnya. Ia kemudian berusaha menyemprotkan [cairan] ke wajah saya. Langsung saya tangkis dan saya memiting dia. Kemudian saya jatuhkan ke deretan parkir sepeda motor,” kata Catur.

Setelah jatuh, Toni yang siang itu mengenakan seragam polisi ditutup jaket menjadi bulan-bulanan massa. Toni yang lemas akibat dipukuli massa berhasil diselamatkan dan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY, Kalasan, Sleman, DIY.

Kapolres Klaten, AKBP Langgeng Purnomo, membenarkan salah satu anggota kepolisian asal Polda DIY dipukuli massa.

“Masalah yang terjadi antara oknum dari polisi dan warga ada satu salah paham. Kami sudah klarifikasi, sudah melakukan langkah awal. Masing-masing pihak juga sudah menyadari, kemudian masalah ini diselesaikan melalui jalur hukum. Menyangkut pidana umum akan ditangani Polres Klaten, untuk mekanisme disiplin anggota, kami serahkan ke Polda DIY,” jelas kapolres.

Kapolres tak menampik persoalan itu sebagai buntut persoalan pembayaran uang parkir pada Minggu. Ia mengatakan pemukulan bisa dicegah jika sebelumnya anggota polisi tersebut menyerahkan permasalahan parkir kepada polsek setempat.

“Saat itu [Minggu], ia datang ke toko emas bersama istrinya. Entah bagaimana ceritanya, ketika ambil kendaraan dan ditarik uang parkir, oknum polisi justru marah. Semestinya dia lapor ke polsek sejak awal terkait persoalan tersebut. Sehingga, bisa sesegera dilakukan mediasi agar tidak timbul persoalan baru,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif