SOLOPOS.COM - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (tengah) melakukan salam komando dengan KSAL baru Laksamana Madya TNI Ade Supandi (kiri) beserta pejabat lama, Laksamana TNI Marsetio (kanan) seusai upacara serah terima jabatan (Sertijab) di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (6/1/2015). Laksamana Madya TNI Ade Supandi menggantikan Laksamana TNI Marsetio yang telah memasuki masa purna tugas. (JIBI/Solopos/Antara/M Risyal Hidayat)
Alutsista TNI menjadi salah satu masalah di pertahanan Indonesia. Namun, Panglima TNI menyebut sejumlah pencapaian.
Solopos.com, JAKARTA — Komisi I DPR menggelar rapat kerja dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko di Gedung Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/7/2015). Rapat itu digelar guna mendengarkan capaian kinerja panglima TNI Jenderal Moeldoko pada 2013-2015.
Moeldoko memaparkan kinerja serta realisasi yang telah dicapai selama menjabat Panglima TNI. Dia mengatakan program-program yang telah dicapai selama menjabat, antara lain pengembangan, pembinaan TNI, dengan latihan gabungan militer di Poso, Sulawesi Tengah.
“Kemudian ?melakukan latihan intelijen, kami telah melakukan upaya-upaya penguatan itu,” katanya.
Terkait alutsista, Moeldoko mengungkapkan pihaknya saat ini tengah terus menambah alutsista yang baru, prajurit dilatih untuk menggunakannya. “Seperti pesawat tempur, kapal perang dan tank-tank baru,” katanya.
“Agar prajurit profesional dan mampu mengawaki alutsista yang baru. Itu sudah kami lakukan.”
Forum tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat utama Mabes TNI. Sementara dari Komisi I DPR dihadiri oleh Ketua Komisi Mahfudz Siddiq, Wakil Ketua Komisi I Tantowi Yahya dan anggota dewan lainnya.
“Agenda kali ini rapat kerja yang khusus, karena dilakukan di Mabes TNI. Rapat kerja diperbolehkan di luar gedung DPR dengan seizin pimpinan DPR,” kata Mahfudz Siddiq.