Jateng
Senin, 6 Juli 2015 - 01:50 WIB

TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA : Menristek Ungkap Rencana PLTN Edukatif

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. (JIBI/Solopos/Antara/Virna Puspa Setyorini)

Teknologi Nuklir Indonesia akan diperkenalkan ke publik melalui reaktor edukasi.

Kanalsemarang.com, KUDUS — Di tengah pro dan kontra pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menyatakan rencana pemerintah mengembangkan model baru PLTN yang bermanfaat pula untuk kepentingan pendidikan teknologi Nuklir Indonesia.

Advertisement

Model baru PLTN itu, menurut M. Nasir merupakan salah satu langkah mengedukasi masyarakat terkait dengan teknologi Nuklir Indonesia tersebut. “PLTN untuk kepentingan pendidikan tersebut akan dibangun di Serpong,” ujarnya usai menghadiri acara buka bersama di Masjid Universitas Muria Kudus di Kudus, Minggu (5/6/2015).

Reaktor nuklir untuk edukasi teknologi Nuklir Indonesia itu, kata dia, sebagai salah satu upaya untuk pembelajaran masyarakat bahwa tenaga nuklir itu tidak berbahaya, sebaliknya cukup efisien dan aman. Selama ini, diakuinya penolakan masyarakat terhadap PLTN masih tinggi sehingga perlu upaya edukasi.

Advertisement

Reaktor nuklir untuk edukasi teknologi Nuklir Indonesia itu, kata dia, sebagai salah satu upaya untuk pembelajaran masyarakat bahwa tenaga nuklir itu tidak berbahaya, sebaliknya cukup efisien dan aman. Selama ini, diakuinya penolakan masyarakat terhadap PLTN masih tinggi sehingga perlu upaya edukasi.

Tiga Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir di Tanah Air, kata dia, berjumlah tiga unit sebagai salah satu bukti pengalaman bangsa dalam mengelola reaktor nuklir selama 50-an tahun. Satu reaktor nuklir, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk riset teknologi pangan maupun kesehatan.

“Sekarang ini reaktor yang ada menghasilkan energi, seperti di Serpong bisa menghasilkan 33 mega [volt ampere], Bandung 2 mega [volt ampere], dan Yogyakarta 250 kva,” ujarnya.
Hanya saja, kata dia, energi listrik yang dihasilkan untuk kalangan sekitar dan belum dikomersialkan karena dimanfaatkan untuk edukasi masyarakat.

Advertisement

Apalagi, imbuh dia, material untuk membangun reaktor nuklir tersebut tersedia di Indonesia, sehingga ketika terpasang sudah tidak akan mengonsumsi bahan bakar lagi. Selanjutnya, kata dia, hasil riset tersebut akan diperkenalkan kepada masyarakat untuk mengetahui apakah mereka menerima atau tetap menolak.

“Jika menerima baru kami kembangkan. Akan tetapi riset sudah dilakukan supaya masyarakat mengetahui,” ujarnya.

Undang Warga Jepara
Nantinya, sambung Nasir, akan dibuatkan kepariwisataan yang berbasis pada elektronik, dan terakhir ditunjukkan kepada masyarakat semua penerangan dan energi yang digunakan dari eenrgi nuklir sehingga masyarakat meyakini bahwa pemanfaatan energi nuklir sebagai hal yang aman.

Advertisement

Warga Kabupaten Jepara yang sebelumnya pernah melakukan penolakan atas rencana pembangunan PLTN di Semenanjung Muria, katanya, juga akan diundang untuk mendapatkan edukasi soal manfaat teknologi nuklir.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif