Jogja
Senin, 6 Juli 2015 - 06:20 WIB

LALU LINTAS JOGJA : Potensi Konflik, AM Sangaji Dibahas Paling Akhir

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kelompok kesenian sanggar Kembang Sakura berkostum punokawan dalam Kirab Pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 26 di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Rabu (20/08/2014). Festival Kesenian Yogyakarta tahun ini tidak hanya digelar di Plasa Pasar Ngasem Yogyakarta namun juga di 4 kabupaten lainya. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Lalu lintas Jogja untuk rekayasa Jl AM Sangaji dibahas paling akhir.

Harianjogja.com, JOGJA-Rencana rekayasa lalu lintas arus searah di Jalan AM Sangaji sengaja dibahas paling akhir. Pasalnya, perubahan arus lalu lintas di kawasan tersebut dinilai paling rawan konflik sosial.

Advertisement

Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Jogja) GM Yulianto mengatakan tingkat kejenuhan lalu lintas di Jalan AM Sangaji cukup
tinggi. Terbukti, selalu terjadi kemacetan pada jam sibuk, seperti berangkat dan pulang kerja.

“Tetapi kami tidak ingin terburu-buru menetapkan rekayasa lalu lintas searah di daerah itu, jangan sampai kebijakan yang kami buat justru kontra produktif,” terangnya kepada Harianjogja.com, Minggu (5/7/2015).

Menurutnya, perlu melakukan kajian mendalam terkait rencana tersebut mengingat banyak pelaku usaha di kawasan Jalan AM Sangaji. Kondisi ini, kata Yulianto, berbeda dengan rencana serupa di Jalan Prawirotaman dan Tirtodipuran. Diungkapkannya, pelaku usaha di kawasan tersebut
sudah setuju dengan penerapan jalur searah dari barat ke timur. Bahkan, rencana tersebut dianggap memberi kenyamanan untuk wisatawan asing yang kerap berjalan kaki. Disebutkannya, rencana pengkajian manajemen rekayasa lalu lintas searah di Jalan Prawirotaman dan Tirtodipuran dilakukan pada triwulan ketiga.

Advertisement

Sebelumnya, Kasi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Jogja Windarto menguraikan ruas Jalan Prawirotaman, Tirtodipuran, dan Kemasan, Mondorakan sedang dikaji untuk penerapan manajemen lalu lintas satu arah. Manajemen tersebut juga diterapkan di Lempuyangan yang akan dibuat searah ke timur.

“Tetapi masih kami koordinasikan dengan PT KAI,” imbuhnya. Kendati demikian, kata Windarto, apabila parkir di tepi jalan Lempuyangan dialihkan maka ada kemungkinan rencana tersebut batal. Kejenuhan di areal tersebut, ungkapnya, karena bahu jalan digunakan untuk parkir kendaraan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif