Jatim
Senin, 6 Juli 2015 - 07:05 WIB

KUNJUNGAN MENTERI SOSIAL : Khofifah Meneteskan Air Mata Saat Kunjungi Pondok Pasuruan, Kenapa?

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (JIBI/Solopos/Antara)

Kunjungan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa ke pondok pesantren Pasuruan diiringi isak tangis.

Madiunpos.com, PASURUAN – Mensos Khofifah Indarparawansa mendatangi Pondok Metal Al-Hidayah, Rejoso, Pasuruan. Di pesantren para orang gila, pecandu narkoba, gelandangan dan bayi-bayi terlantar, perempuan hamil di luar nikah, mensos memberi bantuan.

Advertisement

“Ini sudah yang  keempat kali saya ke pondok ini. Dulu saya di sisni makan bareng Romo Kyai Abu Bakar dan para gelandangan dari satu wadah besar. Makannya hanya nasi putih dan ikan asin,” kata Khofifah membuka sambutannya, Minggu (5/7/2015).

Pondok Metal Al-Hidayah didirikan KH Abu Bakar Cholil untuk menampung para pecandu narkoba, orang gila, gelandangan, pengemis, perempuan hamil di luar nikah dan bayi-bayi yang ditelantarkan orang tuanya. Karena ketulusannya memanusiakan orang-orang terbuang inilah, pesantren ini dikenal luas.

Sang pendiri dan pengasuh, KH Abu Bakar, baru saja wafat. Kepemimpinan pesantren saat ini dipegang kakak dan istrinya.

Advertisement

“Niat mulia Romo Kyai semoga bisa dicatat sebagai amal jariyah. Semoga fondasi yang beliau letakkan bisa kita teruskan. Pemerintah sangat berterima kasih pada beliau,” terang Khofifah.

Dalam kunjungan itu, Khofifah memastikan bahwa semua santri di pondok pesantren tersebut akan mendapatkan pelayanan kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial dari pemerintah. Pemerintah pusat akan bekerja sama dengan pemerintah propinsi dan kabupaten.

“Hak mereka harus dipenuhi. Pemerintah pusat, pemrov dan kabupaten akan bersinergi agar anak-anak di pesantren ini mendapatkan haknya. Ada anggaran langsung dari kemensos berupa makanan dan furniture,” kata Khofifah.

Advertisement

Sekretaris Daerah Kabupaten Pasuruan Agus Setiadji, mengatakan pihaknya dan Pemprov Jatim sudah melakukan inventarisasi semua santri untuk agar bisa memiliki Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.

“Pondok ini menampung pengemis, gelandangan. Dulu Kyai Abu Bakar mengomandani keliling dengan truk mengambil mereka di pasar-pasar. Kita bersyukur ada lembaga non goverment yang punya perhatian seperti itu. Sudah kewajiban kita untuk membantu. Saat ini tengah dalam proses mendata para santri. Akta notaris lembaga juga sedang dalam proses penyelesaian,” kata Agus.

Dalam kunjungan itu, Khofifah sempat bercengkerama dengan ratusan balita santri pesantren. Beberapa kali Mensos terlihat menyeka air mata karena sedih melihat nasib para balita malang tersebut.

Dia juga menyempatkan diri berziarah ke makam pendiri pesantren yang ada di komplek pesantren dan menyapa para santri di beberapa pondokan sederhana. Khofifah juga memberikan sebuah paket hadiah berupa tas dan alat-alat tulis.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif