Teknologi
Senin, 6 Juli 2015 - 22:10 WIB

HASIL PENELITIAN : Ilmuwan AS Sebut “Kiamat Besar” Masih 22 Miliar Tahun Lagi

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Hasil Penelitan Vanderbilt University mengungkap bumi akan mengalami kiamat besar sekitar 22 miliar tahun lagi.

Solopos.com, WASHINGTON – Heboh isu asteroid besar bakal menghantam bumi menjadi pembahasan yang cukup populer di kalangan blogger akhir-akhir ini. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bahkan beberapa waktu terakhir terlihat intens membicarakan bahaya asteroid ini.

Advertisement

Tak jarang isu seputar tumbukan asteroid dan bumi ini disebut-sebut bakal mengakibatkan kiamat. Namun, hasil penelitian dari ilmuwan VanderbiltUniversity justru mengungkap sebaliknya.

Peneliti di universitas yang terletak di Nashville, Tennessee, Amerika Serikat ini mengungkap telah menemukan formulasi matematika yang mendukung teori Big Rip. Bahkan, mereka memperhitungkan bahwa kiamat besar akan terjadi dalam waktu 22 miliar tahun lagi dikarenakan peristiwa ini.

Big Rip merupakan sebuah peristiwa alam yang konon akan mengakibatkan akhir kehidupan yang berada di seluruh galaksi. Peristiwa tersebut akan “menyedot” semua benda luar angkasa termasuk Bumi, mulai dari bintang, planet, atom, partikel subatomik bahkan hingga galaksi sekalipun akan tercampur dan menjadi porak poranda.

Advertisement

Teori Big Rip ini pertama kali diungkapkan pada tahun 2003. Secara penjelasan harafiah, semesta akan berakhir di dalam Big Rip ketika alam semesta akan mengembang dan pada akhirnya robek terpisah.

“Ketika Big Rip terjadi, konstituen materi akan memisahkan diri satu sama lain. Anda akan melihat semua atom yang terkoyak. Tidak bisa dibayangkan peristiwa ini merupakan kejadian dramatis namun mengerikan secara bersamaan” kata Dr Marcelo Disconzi sebagaimana dilansir Liputan6 mengutip laman Telegraph, Senin (6/7/2015).

Teori ini bergantung pada sebuah asumsi bahwa alam semesta memang akan terus berkembang lebih cepat, yang akhirnya nanti akan menyebabkan Big Rip.

Advertisement

“Secara matematis memang kami tahu apa artinya ini [Big Rip]. Tapi apa yang sebenarnya berarti di dalam hal fisik sulit untuk mengerti,” lanjut Dr Disconzi.

Para ilmuwan mencoba untuk menelisik lebih jauh terkait teori Big Rip ini. Selain perkembangan alam semesta yang terus menerus berjalan dan menua, juga dijelaskan bahwa penyebab Big Rip juga berasal dari cairan lengket partikel ruang angkasa yang memiliki tingkat viskositas dan dapat melakukan perjalanan lebih cepat dari kecepatan cahaya.

Terlepas dari semua teori sains ini, para ilmuwan tersebut mengungkap bahwa semua ini masih dalam tahap praduga dan asumsi. Big Rip bisa saja terjadi, namun untuk menuju proses peristiwa tersebut justru memakan waktu yang begitu lama dan tidak ditentukan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif