News
Senin, 6 Juli 2015 - 07:40 WIB

BANDARA SOETTA KEBAKARAN : 33 Penerbangan Delay, Manajemen Soetta Dianggap Kurang Sigap

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Rahmatullah)

Bandara Soetta kebakaran di area Terminal 2E, Minggu (5/7/2015) pagi.

Solopos.com, JAKARTA — Kebakaran Terminal 2E Bandara Internasional Soetta yang terjadi, Minggu (5/7/2015), sekitar pukul 05.30 WIB menyebabkan 33 penerbangan tertunda. Hal ini menuai penilaian Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto soal manajemen bandara internasional tersebut.

Advertisement

Sejumlah penundaan atau delay tersebut, antara lain tiga penerbangan internasional dan 30 penerbangan lain.

Adapun penerbangan internasional yang mengalami delay adalah China Southern dengan nomor penerbangan 388 dari jadwal pukul 09.05 WIB, menjadi berangkat pada pukul 12.00 WIB.

Advertisement

Adapun penerbangan internasional yang mengalami delay adalah China Southern dengan nomor penerbangan 388 dari jadwal pukul 09.05 WIB, menjadi berangkat pada pukul 12.00 WIB.

“Kemudian Xiamens Air nomor penerbangan 870 dari schedule 08.10 WIB, menjadi berangkat pukul 12.00 WIB,” ucap Head of Corporate Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi di Tangerang, sebagaimana dilansir Liputan6, Minggu.

Dan terakhir, Malaysia Airlines nomor penerbangan 712 dari jadwal atau schedule 09.45 WIB menjadi berangkat pukul 11.30 WIB. Prioritas penanganan delay, lanjut Agus, adalah para calon penumpang yang telah tiba di bandara, sementara itu untuk jadwal berikutnya diupayakan on schedule atau tepat waktu.

Advertisement

“Penanganan para penumpang sangat mengecewakan. Angkasa Pura II dan Garuda Indonesia praktis tidak memberikan informasi atas apa yang terjadi dan bagaimana dengan kepastian jadwal penerbangan,” kata Hasto dalam pesan tertulis sebagaimana dikutip Okezone, Minggu.

Hasto merasakan kekecewaan tersebut lantaran ia menjadi salah satu korban penerbangan yang di-delay. Setidaknya, ia mengalami penundaan lebih dari tiga jam untuk terbang ke Surabaya.

Hasto yang ,merupakan anggota Komisi VII DPR periode 2009-2014 ini menilai pihak otoritas bandara dan maskapai penerbangan Garuda Indonesia sama sekali tidak siap menghadapi skenario krisis.

Advertisement

“Buat saya yang terjebak selama lebih dari tiga jam dalam antrean hanya bisa membatin, betapa mundurnya manajemen krisis kita. Malahan, para porter menjadi sasaran banyak pertanyaan penumpang. Jadilah para porter itu menjadi juru bicara Angkasa Pura dan Garuda Indonesia,” ungkap Hasto.

“Apa yang terjadi saat ini tidak hanya menjadi pelajaran yang sangat penting bagi otoritas bandara, sebab simbol bandara international Indonesia begitu mudah lumpuh dan tidak berdaya,” jelas Hasto.

Sementara itu, Kapolres Bandara Sukarno Hatta, Kombes CH Patopoi, mengatakan arus pendek listrik diduga menjadi penyebab percikan api di Restoran JW Sky Lounge di Terminal 2E. Namun, penyidik bersama tim Puslabfor Polri terus mendalami dugaan tersebut.

Advertisement

“Itu asalnya dari dapur restoran di Terminal 2E. Di sini kan dapurnya pakai listrik. Dugaan sementara kemungkinan korsleting. Tapi kita masih dalami,” kata Patopoi sebagaimana dilansir Liputan6.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif