Soloraya
Senin, 6 Juli 2015 - 10:00 WIB

ASAL USUL : Astana Kendaran Sukoharjo Makam Gubernur Pertama Jateng

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gerbang Astana Kendaran di Dukuh Jetis, Kagokan, Gatak, Sukoharjo. (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Asal usul kali ini mengenai Astana Kendaran yang berlokasi di Gatak, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO — Astana Kendaran di Dukuh Jetis, Desa Kagokan, Gatak, Sukoharjo, menjadi tempat peristirahatan terakhir gubernur pertama Jawa Tengah periode 1945-1948 yaitu Kanjeng Raden Mas Tumenggung (K.R.M.T.) Wongsonagoro S.H. yang masih kerabat Keraton Kasunanan Surakarta.

Advertisement

Di tempat ini dimakamkan pula gubernur ketiga Jateng, R. Soekardji Mangoenkoesoemo. Juru Kunci Astana Kendaran, Sugeng Santoso, 45, saat dijumpai Solopos.com, belum lama ini, menceritakan nama Astana Kendaran diambil dari kata astana yang memiliki arti tempat peristirahatan dan Kendaran yang diambil dari nama nenek K.R.M.T. Wongsonagoro, Sekendar.

Sugeng tak mengetahui persis kapan kompleks makam itu dibangun. Yang diketahuinya adalah saat kompleks itu kali terakhir dipugar yaitu pada 1974.

Menurut dia, wilayah itu kabarnya dipilih sebagai lokasi permakaman kerabat Keraton Kasunanan Surakarta karena terkesan nyaman. “Dulu ceritanya di zaman penjajahan ada kerabat keraton yang jalan-jalan ke sini dan menyukai daerah ini. Lalu kerabat keraton itu membeli tanah di Jetis ini,” ujar Sugeng.

Advertisement

Di kompleks seluas 300 meter persegi itu terdapat empat bangunan utama yang digunakan sebagai makam keluarga. Bangunan rumah utama digunakan sebagai makam istri kerabat keraton, sedangkan bangunan kedua menjadi tempat permakaman kedua gubernur Jateng. Istri dan keturunan mereka juga dimakamkan di situ.

Astana Kendaran ini setiap harinya terlihat sepi, karena memang tidak terbuka untuk umum. Hanya keluarga yang diperbolehkan masuk ke kompleks pemakaman itu. Pelarangan ini semata-mata untuk menjaga kesakralan makam.

“Terkadang ada beberapa orang yang datang ke Astana Kendaran. Pasti langsung saya tanya mau apa ke sini. Jika pengunjung itu tidak bisa menunjukkan bukti identitas keluarga dari keraton ya tidak boleh masuk,” terang Sugeng.

Advertisement

Pada hari-hari tertentu Astana Kendaran ramai dikunjungi keluarga yaitu sebelum Ramadhan. Pada hari-hari peringatan tertentu tertentu semisal hari ulang tahun Kabupaten Sukoharjo dan hari peringatan pertempuran lima hari di Semarang, Astana Kendaran juga akan ramai dikunjungi keluarga dan pejabat pemerintahan.

Advertisement
Kata Kunci : Asal Usul
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif