Jogja
Minggu, 5 Juli 2015 - 12:20 WIB

WISATA SLEMAN : Bukit Turgo Jadi Kampung Bambu

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisatawan Jepang. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Wisata Sleman bertambah dengan keberadaan Bukit Turho sebagai kampung bambu.

Harianjogja.com, SLEMAN– Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menjadikan kawasan bukit turgo di lereng Gunung Merapi, Desa Purwobinangun, Pakem sebagai kampung wisata bambu dengan unggulan berbagai jenis tanaman bambu.

Advertisement

“Kami targetkan pada 2016 pengunjung di kampung wisata bambu Turgo sudah dapat melihat keanekaragaman jenis tanaman bambu di lereng Merapi,” kata Kepala Bidang Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto, Sabtu (4/7/2015).

Menurut dia, pihaknya telah mulai melakukan penanaman bibit-bibit bambu di kawasan bukit Turgo sejak 2014 dan diharapkan setelah dua tahun ditanam, bibit bambu sudah tumbuh besar.

Advertisement

Menurut dia, pihaknya telah mulai melakukan penanaman bibit-bibit bambu di kawasan bukit Turgo sejak 2014 dan diharapkan setelah dua tahun ditanam, bibit bambu sudah tumbuh besar.

“Tetapi sampai saat ini kami juga masih terus melakukan penambahan populasi tanaman bambu. Salah satunya seperti jenis bambu Cendani. Jadi nanti di sana, pengunjung akan dapat menemui berbagai macam jenis bambu,” ujarnya.

Ia mengatakan, alam pengembangan kampung wisata bambu Turgo ini, pihaknya juga akan menggandeng pihak Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).

Advertisement

Rofiq mengatakan, dijadikannya Dusun Turgo ini menjadi kampung wisata bambu, salah satunya agar perekonomian warga sekitar bisa ditingkatkan. Daerah yang pernah terkena dampak erupsi Merapi pada letusan 1994 ini sebelumnya juga pernah dikembangkan menjadi perkebunan teh.

“Sekitar 15 tahun silam, pernah kami kembangkan menjadi daerah penghasil teh. Seluas dua hektare lahan milik warga dulu ditanami. Tetapi gagal, tidak berkembang. Padahal, jika dilihat dari lokasi maupun ketinggiannya, sangat cocok untuk pengembangan tanaman teh. Sampai kini pun teh masih dapat ditemui di sana, hanya di kebun-kebun rumah milik warga saja dan untuk konsumsi sendiri,” paparnya.

Salah satu warga Dusun Turgo Musimin mengatakan, tanaman-tanaman jenis bambu memang sudah dikembangkan oleh masyarakat.

Advertisement

“Untuk mencukupi kebutuhan, kami juga kembangkan tanaman bambu. Biasanya kalau sudah melimpah dan umurnya cukup, kami panen,” tambahnya.

Ia mengatakan, Dusun Turgo memang wilayah yang cukup mudah untuk berkembangnya berbagai jenis tanaman. Apalagi, ada lapisan tanah yang merupakan material erupsi Merapi yang terjadi 1994. Menambah tingkat kesuburannya.

“Kalau pengunjung atau wisatawan, juga sudah ada yang mulai datang, menikmati alam, menginap di sini. Pengunjung yang datang selalu disajikan minuman teh dari hasil tanamannya di kebun. Selain itu juga bisa menikmati berbagai jenis tanaman yang ada, terutama yang merupakan endemik Merapi, seperti anggrek vanda tri color, sarangan, gondang, pasang putih dan merah, dan masih lebih dari 40 jenis tanaman endemik lainnya lagi. Tanaman itu pun banyak manfaatnya,” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif