Soloraya
Minggu, 5 Juli 2015 - 07:00 WIB

PILKADA SOLO 2015 : Pendaftar Cawawali Pertanyakan Mekanisme Rekomendasi PDIP

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Lambang PDI Perjuangan (JIBI/Dok)

Pilkada Solo 2015 PDIP menetapkan Hadi Rudyatmo dan Purnomo sebagai cawali-cawawali.

Solopos.com, SOLO — Para calon wakil wali kota (cawawali) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) legawa dengan keputusan DPP yang menetapkan Achmad Purnomo sebagai cawawali pendamping calon wali kota (cawali) F.X. Hadi Rudyatmo.

Advertisement

Namun mereka kecewa dan masih mempertanyakan mekanisme penetapan cawawali tersebut mengingat Achmad Purnomo hanya mendaftar cawali di DPC PDIP Solo.

Sebelumnya, DPP menerbitkan surat rekomendasi yang diberikan kepada pasangan cawali-cawawali PDIP Solo pada Jumat (3/7/2015). DPP menetapkan F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy) dan Achmad Purnomo sebagai pasangan calon.

Advertisement

Sebelumnya, DPP menerbitkan surat rekomendasi yang diberikan kepada pasangan cawali-cawawali PDIP Solo pada Jumat (3/7/2015). DPP menetapkan F.X. Hadi Rudyatmo (Rudy) dan Achmad Purnomo sebagai pasangan calon.

Penentuan Achmad Purnomo sebagai cawawali ternyata di luar mekanisme penjaringan cawawali di PDIP. Dalam penjaringan cawawali, PDIP hanya memiliki empat kandidat, yakni Rachmad Wahyudi, Hilmi Ahmad Sakdillah, Ginda Ferachtriawan, dan Hartanti.

Salah satu kandidat cawawali PDIP, Rachmad Wahyudi, mengaku kecewa dengan terbitnya rekomendasi cawawali yang diberikan kepada Achmad Purnomo. Setahu dia, Achmad Purnomo hanya mendaftarkan diri sebagai cawali bersama dengan Rudy. Sebelumnya, kata dia, Purnomo sempat menolak menjadi cawawali berdasarkan mekanisme yang ada.

Advertisement

Rachmad tak menyoal rekomendasi cawali untuk Rudy. Kendati secara pribadi kecewa, Rachmad tetap legawa dan tetap mendukung pemenangan pasangan calon PDIP pada pemilihan kepala daerah (pilkada), 9 Desember mendatang.

Namun keputusan DPP terkait rekomendasi cawawali masih menjadi catatan tersendiri bagi Rachmad. “Mekanisme yang tidak sinkron antara proses dan hasil itu tetap jadi catatan saya. Tapi saya tetap konsisten membangun Solo dan full out untuk PDIP,” kata dia.

Kandidat cawawali PDIP lainnya, Hilmi Ahmad Sakdillah, mengatakan empat cawawali sudah melewati proses dari pendaftaran, tes wawancara, dan fit and proper test di DPD PDIP Jawa Tengah. Namun kenyataannya keempat kandidat cawawali itu, kata dia, justru tidak diinginkan DPP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Advertisement

“Ketua Umum punya hak prerogatif dan memandang layak dan pilihan terbaik untuk pasangan Pak Rudy dan Pak Purnomo,” ujar dia.

Hilmi mengaku tidak masalah dan legawa dengan keputusan DPP tersebut. Dia dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) tetap mendukung PDIP. Dia mengaku bukan politikus yang gampang menjadi kutu loncat.

Dia tidak akan menurunkan banyaknya spanduk dan baliho yang beredar dengan memajang fotonya. Atribut itu, kata dia, hanya berisi ucapan selamat menjaankan ibadah puasa.

Advertisement

“Di atribut itu tidak ada kata-kata cawawali atau Ketua PCNU. Itu hanya ucapan pribadi saya. Jadi tidak perlu diturunkan. Ucapan dari Pak Purnomo malah tidak ada sama sekali,” tambah dia.

Kecewa

Cawawali PDIP lainnya, Ginda Ferachtriawan, juga kecewa dengan keputusan DPP tentang rekomendasi cawawali. Sebagai kader partai, Ginda hanya bisa menerima keputusan itu dan menganggap keputusan itu terbaik untuk PDIP.

Ginda siap memperjuangkan pemenangan pilkada. Namun untuk mekanisme yang tidak pas, Ginda berharap ada penjelasan dari DPC dan pasangan cawali-cawawali.

“Mestinya dalam waktu dekat, DPC bersama pasangan cawali-cawawali mengadakan rapat yang isinya menjelaskan proses mekanisme yang terjadi di PDIP sehingga tidak muncul persepsi berbeda di masyarakat,” kata Ginda.

Dia menilai masyarakat belum tahu dengan mekanisme yang berjalan di PDIP. Ginda sebagai kader partai sudah terbiasa menerima keputusan DPP yang seperti itu. Dia mengakui munculnya Achmad Purnomo tidak tiba-tiba.

Dia menduga ada pertimbangan khusus dan melihat posisi Achmad Purnomo merupakan cawawali petahana. “Hal-hal seperti itu yang perlu dijelaskan ke masyarakat,” tutur dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif