Soloraya
Minggu, 5 Juli 2015 - 21:50 WIB

PERTAMBANGAN KLATEN : Bekas Lahan Galian C Gersang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi lahan bekas galian C di perbatasan Dusun Tanjunganom dan Lemahputih, Desa Geneng, Kecamatan Miri, Sragen, terasa gersang akibat tidak adanya reklamasi, Minggu (5/7/2015). (JIBI/Solopos/Moh. Khodiq Duhri)

Penambangan galian C mengakibatkan lahan gersang.

Solopos.com, SRAGEN—Tidak adanya upaya reklamasi membuat lahan seluas sekitar 2 haktare di perbatasan Dusun Tanjunganom dan Lemahputih, Desa Geneng, Kecamatan Miri, Sragen, gersang.

Advertisement

Pantauan solopos.com di lokasi, Minggu (5/7/2015), lahan bekas galian C itu dibiarkan begitu saja setelah tanahnya dikeruk oleh perusahaan tambang setahun silam. Lahan itu hanya ditumbuhi rerumputan yang nyaris mengering karena pengaruh musim kemarau.

Tarto, 50, warga Lemahputih, menyayangkan tidak adanya upaya reklamasi setelah lahan itu dieksploitasi untuk kepentingan proyek. Sebelum digunakan lokasi tambang galian C, lahan tersebut masih subur. Lahan itu biasa ditanami tebu dan aneka palawija. Namun, sejak selesai ditambang, lahan tersebut terasa lebih gersang.

“Ibarat pepatah, habis manis sepah dibuang. Setelah tanahnya dikeruk untuk kepentingan proyek, lahan itu dibiarkan gersang begitu saja. Tidak ada iktikad baik dari perusahaan tambang untuk mengembalikan kesuburan tanah,” kata Tarto saat ditemui di lokasi.

Advertisement

Tarto mengaku sudah menyampaikan problem lingkungan itu kepada pemerintah desa setempat. Kendati demikian, dia tidak mendapat solusi dari pemerintah desa setempat atas masalah lingkungan itu.

“Saya tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Padahal, mestinya ada izin ke pemerintah desa jika ada aktivitas tambang di wilayahnya. Pemerintah desa mestinya bisa menegur perusahaan tambang yang tidak melakukan reklamasi,” paparnya.

Hal senada disampaikan Dedik, warga setempat. Setelah selesai dikeruk, lahan itu kurang subur jika ditanami aneka tumbuh-tumbuhan. Permukaan lahan berupa tanah padas membuatnya tidak bersahabat dengan tanaman.

Advertisement

“Kalau sudah gersang seperti ini mau dibuat apa. Mau ditanami juga tidak bisa. Jika dibuat lapangan sepakbola sekalian malah lebih bermanfaat,” selorohnya.

Sejumlah warga sudah berusaha memanfatkan lahan bekas galian C itu untuk kolam ikan saat musim hujan. Namun, kolam itu langsung mengering begitu musim kemarau tiba. Lahan yang gersang membuatnya tidak cocok digunakan sebagai lokasi budi daya ikan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif