Jatim
Minggu, 5 Juli 2015 - 23:05 WIB

PEMIKIRAN FOUNDING FATHER : Efendi Choiri : Gali Pemikiran Bung Karno-Gus Dur

Redaksi Solopos.com  /  Aries Susanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gus Dur

Pemikiran founding father negeri ini cukup memukau dan layak dilanjutkan oleh generasi penerus.

Madiunpos.com, SURABAYA – Kader Partai Nasdem di Jawa Timur diminta mempelajari sejarah, pemikiran para tokoh pejuang dan pendiri bangsa Indonesia. Tujuannya agar ke depan mereka tidak memikirkan uang dan kekuasaan, tapi melakukan gerakan restorasi dan berjuang untuk rakyat.

Advertisement

“NasDem ini partai baru, mengusung restorasi. Ketika dia berbuat dengan semangat restorasi harus tahu sejarah. Sejarah itu siapa yang membawakan, adalah para pendiri bangsa ini. Siapa mereka, ya kita akan berbicara tentang pikiran, dan gagasan presidennya, founding father-nya Bung Karno, Gus Dur, dan yang lain-lain. HOS Tjokroaminto dan yang lain-lain,” ujar Ketua DPW Partai Nasdem Effendi Choirie usai acara Halaqoh Ramadhan Menggali ideologi dan gagasan Bung Karno dan Gus Dur untuk Restorasi Indonesia di kantor DPW, Jalan Kartini, Surabaya, Sabtu (4/7/2015).

Ia menegaskan, Nasdem tidak ingin lupa sejarah. Nasdem tidak ingin pikirannya dari sendiri, tapi semuanya harus terkait dengan yang dicita-citakan oleh pendirinya. “Oleh karena itu, kita mulai mendiskusikan, menggali, memperbincangkan pikiran-pikiran para pemimpin kita, terutama Bung Karno dan Gus Dur,” tuturnya sambil menambahkan, DPW Nasdem Jatim akan rutin menggelar diskusi tentang sejarah dan pemikiran tokoh-tokoh yang terlibat dalam bangsa Indonesia, terutama tokoh yang ‘lahir’ di Jawa Timur seperti HOS Tjokroaminto, KH Mas Mansur, KH Wachid Hasyim, KH Hasyim Asyari, Bung Tomo.

Termasuk tokoh-tokoh muda pergerakan perjuangan bangsa Indonesia yang pernah indekos di rumah HOS Tjokroaminto di Jalan Penelh gang Pandean, Surabaya, seperti Semaoen, Alimin, Musso, Kartosoewirjo.

Advertisement

“Saya kira ini menarik. Jadi kader NasDem ini perlu tahu. Misalkan HOS Tjokroaminto kok bisa melahirkan kader-kader yang kemudian berbeda aliran, berbeda pilihan politik. Ini kan luar biasa. Dan semuanya juga paham Islam,” ujarnya.

“Ini untuk memperkaya pikiran-pikiran kader-kader (Nasdem) ini. Jangan sampai menjadi politisi yang hanya memikirkan kekuasaan dan uang. Sekarang yang terjadi di DPR itu (memikirkan) kekuasaan dan uang, tidak pernah berbicara ideologi, tidak pernah bicara gagasan-gagasan. Nah kita mulai dari sini,” tandasnya.

Dalam acara Halaqoh Ramadhan ‘Menggali ideologi dan gagasan Bung Karno dan Gus Dur untuk Restorasi Indonesia’ yang digelar DPW Nasdem Jatim menghadirkan pembicara seperti Bondan Gunawan-mantan Mensesneg RI era Presiden Gus Dur. Munif Huda-mantan sekretaris pribadi Gus Dur. Romo Didit-Vikjen Keuskupan Agung Surabaya.

Advertisement

Bondan Gunawan yang juga alumni GMNI ini mengaku bukan anggota Partai Nasdem, tapi sangat antusias dan sangat mendukung gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan bahwa, walaupun bermacam-macam perbedaan ideologi, tapi yang terpenting bagaimana negara terlindungi dan rakyat siapa pun menjadi sejahtera.

“Jadi setiap kader partai selain memperjuangkan partainya agar besar, dia harus berjuang untuk bangsa dan negara di atas segala-segalanya,” terasnya.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif