News
Sabtu, 4 Juli 2015 - 13:35 WIB

DAMPAK KEMARAU : BNPB Prediksi Ancaman Kebakaran Hutan Naik

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho. (Foto Antara/Irsan Mulyadi)

Dampak kemarau panjang kali ini diprediksi berpotensi meningkatkan kebakaran hutan.

Solopos.com, JAKARTA — Musim kemarau diperkirakan baru berakhir Oktober hingga November 2015 mendatang.

Advertisement

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan ancaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra dan Kalimantan akan semakin meningkat seiring musim kemarau yang tak kunjung berakhir.

“Kondisi ini membuat bencana asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan akan meningkat pula jika tidak diantisipasi dengan baik,” ujar Kepala Pusat Data dan Informasi Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Sabtu (4/7/2015).

Dia menyebut pantauan Satelit Modis di Sumatra pada Jumat (3/7/2015) menunjukkan terdapat 203 wilayah panas (hotspot). Antara lain, di Sumatera Utara sebanyak 23 lokasi, Jambi 37, Sumatera Barat 24, Riau 23, Sumatera Selatan 80, Lampung 14, Bangka Belitung empat, Aceh tiga, Bengkulu tiga, dan satu di Kepulauan Riau.

Advertisement

Dampak kebakaran hutan dan lahan sudah dirasakan masyarakat. Pada hari ini dilaporkan Dumai tertutup asap dengan jarak pandang 1 kilometer. Kualitas udara yang terpantau dari indeks standar pencemaran udara (ISPU) juga menurun. Di Pekan Baru, Rumbai, Minas, Duri, Dumai, dan Petapahan ISPU tergolong sedang.

Menurut dia, upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh gubernur dan bupati wilayah setempat sebagai penanggung jawab penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Penanganan dilakukan dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Sementara itu, pemerintah pusat sifatnya mendukung Pemda.

Advertisement

Di Riau, BPPT, BNPB, dan TNI AU terus melakukan operasi hutan buatan sejak 22 Juni 2015 hingga sekarang. Total sudah sembilan kali penerbangan dengan pesawat CN 295 TNI dilakukan menaburkan 18,8 ton garam bahan semai ke dalam awan.

Satgas di darat dari TNI, Manggala Agni, BPBD, SKPD, relawan, dunia usaha, dan masyarakat juga memadamkan api, baik di lahan maupun di kawasan-kawasan hutan.

Kini tercatat ada 1.352 hektare lahan yang terbakar yaitu 326 hektare di lahan nonhutan dan 1.026 hektare lahan di kawasan hutan yang terbakar. Seluas 819 hektare berhasil dipadamkan sedangkan 533 hektare belum dapat dipadamkan.

Dari 1.026 hektare kawasan hutan yang terbakar di Area Penggunaan Lain (APL) 826 hektare, hutan produksi 181 hektare, suaka margasatwa Giam Siak Kecil 11 hektare, dan area lainnya. Manggala Agni sebagian berhasil memadamkan api. Satgas penegakan hukum berhasil menangkap pembakar di mana 23 orang ditetapkan tersangka.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif