News
Jumat, 3 Juli 2015 - 07:40 WIB

KISAH INSPIRATIF : Mantan Pecandu Narkoba Ini Beri Layanan Potong Gratis untuk Tunawisma

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nasir Sobhani (Nydailynews.com)

Kisah inspiratif kali ini datang dari seorang mantan pecandu narkoba di Australia.

Solopos.com, MELBOURNE — Nasir Sobhani, 26, menjadi salah satu orang yang menginspirasi kebaikan. Pasalnya, ia memberi layanan potong ramut gratis kepada orang-orang jalanan tiap akhir pekan.

Advertisement

Sobhani mengaku ia adalah mantan pecandu narkoba. Aksi inspiratifnya ini pun sebagai wujud terima kasihnya kepada kehidupan karena ia bisa terbebas dari pengaruh buruk narkoba.

Aksi Sobhani yang memberi pelayanan gratis kepada orang-orang jalanan ini ia beri nama Clean Cur Clean Start. Akibat  ketulusan hatinya ini, Sobhani mendapat julukan The Street Barber atau tukang cukur jalanan.

Advertisement

Aksi Sobhani yang memberi pelayanan gratis kepada orang-orang jalanan ini ia beri nama Clean Cur Clean Start. Akibat  ketulusan hatinya ini, Sobhani mendapat julukan The Street Barber atau tukang cukur jalanan.

“Kokain adalah hal terbaik yang pernah terjadi pada saya. Ini [aksi sosial] mempercepat pemulihan saya,” ujar Sobhani sebagaimana dikutip Solopos.com dari Nydailynews, Kamis (2/7/2015).

Nasir Sobhani memotong rambut orang (Nydailynews.com)

Advertisement

Dilansir Metro, kini Sobhani bekerja sebagai tukang cukur. Dalam sepekan, ia bekerja selama enam hari, sementara saat akhir pekan Sobhani akan melakukan aksi sosialnya.

Sobhani akui, menjadi tukang mencukur membuat ia merasa menjadi pribadi yang berharga.

“Aku sangat menyukai ini. Ini seperti cara baru saya sebagai pria dewasa. Ini obar baru saya,” jelas Sobhani.

Advertisement

Sesekali, Sobhani mengenang dirinya saat masih kecanduan narkoba. Ketika itu, Sobhani membenci dirinya dan melampiaskan kekecewaan tersebut dengan mengonsumsi narkoba.

“Apa yang saya lakukan di jalanan saat ini adalah cara saya untuk kembali. Ini cara saya membayar rasa terima kasih saya atas kesadaran dan kesehatan saya,” ujar Sobhani.

“Saya ingat haru-hari saya membenci diri saya dan bahkan tidak sudi melihat ke cermin tanpa menangis, saya muak dengan diri saya,” kenang Sobhani.

Advertisement

“Penjara terbesar adalah penjara diri,” kata Sobhani mengutip kata-kata dalam kitab suci Bahai.

Sobhani memenuhi tubuhnya dengan tato, namun ia membiarkan satu bagian di tangan kanannya bersih dari tato. Mantan narapidana itu kini juga aktif dalam kegiatan spiritual setiap Minggu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif