Jogja
Kamis, 2 Juli 2015 - 18:20 WIB

SIDAK PASAR : Daging Gelonggongan Beredar, Dinas Sentil Provinsi

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja)

Sidak pasar di Sleman ditemukan adanya daging gelonggongan.

Harianjogja.com, SLEMAN—Maraknya daging sapi gelonggongan yang mulai ditemukan di beberapa daerah mendapat tanggapan serius dari Pemkab Sleman. Tidak beroperasinya pos pemantauan hewan yang fungsinya mengecek kondisi hewan ternak, menjadi kritikan bagi pemerintah di tingkat provinsi.

Advertisement

“Kalau mau nyegati [mobil pengangkut] di jalan juga susah. Pos pemantauan hewan juga sekarang sudah enggak ada. Ini kewenangan provinsi,” tutur Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Widi Sutikno, saat ditemui seusai melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap pedagang daging sapi di Pasar Pakem, Rabu (1/7/2015).

Padahal menurut Widi, pos pemantauan yang terletak di wilayah perbatasan itu bisa mengecek langsung apakah hewan ternak yang hendak masuk Sleman layak dikonsumsi atau tidak. Dinas juga mengalami kendala pengecekan saat banyak distributor daging yang mengirim daging menggunakan mobil tertutup.

“Mengontrol mobil boks juga susah, maka target kami langsung ke pasar saja. Langsung memantau ke pedagang,” katanya lagi.

Advertisement

Dari sidak yang digelar di beberapa pedagang di Pasar Pakem, tidak ditemukan adanya daging sapi gelonggongan. Rata-rata pedagang yang mengambil sapi dari Muntilan itu mengaku kualitas daging yang dijual bagus. “Saya beli [sapi] hidup di Muntilan. Kalau gelonggongan pasti diprotes sama pelanggan,” kata salah satu pedagang di Pasar Pakem, Sunarjo, 52.

Hal yang sama juga disampaikan Sri Warni, 50, yang mengambil daging dari Ngampilan, Kota Jogja. Dia mengaku sering mendapat tawaran menjual daging gelonggongan, tapi dia tak pernah bersedia.
“Harga yang ditawarkan [gelonggongan] lebih murah. Bisa Rp70.000 sampai Rp80.000 per kg. Biasanya dari Boyolali,” katanya.

Menurutnya, selain dari harga yang murah, daging sapi gelonggongan juga bisa dideteksi dari fisiknya. Daging gelonggongan tidak pernah dijual dengan cara digantung karena kandungan air dalam daging pasti akan menetes. Selain itu jika dipegang, akan terasa lengket.

Advertisement

Dari segi teknis, Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) DPPK Sleman Rajiman mengatakan, pengecekan daging dilihat tingkat keasaman dan suhunya. “Karena tidak diletakkan dalam pendingin jadi mengukurnya suhu ruangan. Kalau 25° normal. Lalu dari PH, kisaran 6,2 hingga 6,7 normal. Tapi kalau di bawah itu bahaya,” katanya.

Selain menggunakan moisture meter untuk mengukur tingkat PH, petugas juga membawa alat tes kit daging babi. Alat ini untuk mendeteksi kandungan daging babi yang tercampur dalam daging sapi. Namun dalam sidak di Pasar Pakem tidak ditemukan. Begitu juga sidak di 13 pasar tradisional lainnya yang telah dilakukan selama puasa ini.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif