News
Kamis, 2 Juli 2015 - 21:30 WIB

RESHUFFLE KABINET JOKOWI : Ganti Menteri, Faksi PDIP Mana yang Didengar Mega?

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua dari kanan) didampingi putrinya Puan Maharani (kedua dari kiri), Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) dan Bendahara Umum Olly Dondokambey (kiri) seusai pengumuman pengurus inti PDI Perjuangan saat Kongres PDIP 2015 di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Reshuffle kabinet Jokowi-JK tinggal menunggu waktu. Namun, belum jelas siapa yang akan didudukan Megawati di kabinet.

Solopos.com, JAKARTA — Saat ini, sangat sulit mengukur pergerakan faksi-faksi yang muncul secara alamiah di internal PDIP. Menjadi partai politik pemenang dalam Pilpres dan Pileg 2014 menyebabkan PDIP semakin tertutup.

Advertisement

Sebenarnya faksi-faksi itu sulit diukur sejak ditinggal Taufik Kiemas yang santer dikabarkan mempunyai faksi yang garis politiknya berbeda dengan sang istri sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Taufik memang dikenal berbeda dengan Megawati.

Taufik pernah berseberangan dengan Megawati saat memilih berkoalisi dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, yang menjabat sebagai Presiden. Sementara itu, Hingga saat ini, Megawati masih terlihat berseberangan dengan SBY.

Kendati demikian, faksi-faksi di internal PDIP tetap ada dan eksis. Bahkan sejumlah pengamat politik memprediksi faksi-faksi itu bakal terus berkembang setelah PDIP berhasil mengusung Jokowi menjadi Presiden. Selain faksi Megawati, ada faksi Puan Maharani yang dulu mengekor garis politik sang ayah, Taufik Kiemas.

Advertisement

Dalam Kongres PDIP di Bali pun, Mega juga mengenalkan Muhammad Prananda Prabowo, putra Mega dari suami pertama, Surindro Supjarso. Faksi Puan dan Nanan—sapaan akrab Prananda—mungkin tidak terlalu menjadi ancaman bagi PDIP, terutama untuk kepemimpinan Mega. Selain itu, kedua anak mega itu juga punya semangat yang sama, yaitu menjaga trah Soekarno tetap ada dalam PDIP.

Faksi lain yang berisiko muncul adalah dari pendukung Presiden Joko Widodo. Pendukung Presiden di internal tidak bisa dianggap remeh setelah berhasil mengambil peran dalam skenario pemenangannya dalam Pilpres 2014.

Jika dilirik, faksi Puan mempunyai kans paling besar untuk mendominasi jika dibandingkan dengan Nanan dan Jokowi. Dalam kancah politik nasional, Puan lebih lama tampil sebagai politikus jika dibandingkan dua lainnya. Apalagi, saat ini Puan punya jabatan prestisius dengan mengampu Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Advertisement

Nanan, belum saja tampil di depan publik setelah Mega memaksanya masuk dalam struktur kepengurusan DPP PDIP periode 2015-2020 sebagai Ketua Bidang Ekonomi Kreatif. Sedangkan Jokowi, meski menjabat sebagai Presiden—jabatan puncak dalam karier politik di Tanah Air—belum cukup mampu bersanding dengan Puan dan Nanan. Jokowi punya basis massa yang cukup kuat tetapi tidak berada di internal PDIP.

Yang jelas, faksi-faksi tersebut sangat menentukan kebijakan Mega dalam mendudukkan kader di posisi strategis. Termasuk saat mengusung Jokowi sebagai calon presiden yang akan bertarung dengan Prabowo Subiyanto, Ketua Umum Partai Gerindra dalam Pilpres 2014.

Kini, faksi mana yang akan menentukan arah angin Mega dalam mendudukkan kader saat Presiden Jokowi merombak kabinetnya?

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif