News
Kamis, 2 Juli 2015 - 13:00 WIB

PESAWAT HERCULES JATUH : Pesan BBM Terakhir Lettu Pandu, Kopilot Cerdas dari Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Evi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas gabungan mengangkat kantong jenazah korban pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jl. Jamin Ginting, Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/6/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Irsan Mulyadi)

Pesawat Hercules jatuh di Medan dan memakan lebih dari 100 korban.

Solopos.com, SOLO — Nama Lettu Pandu Setiawan menjadi salah satu korban meninggal dalam kecelakaan Pesawat Hercules yang jatuh di area permukiman warga di Jl. Jamin Ginting, Medan, Sumatra Utara, Selasa (30/6/2015).

Advertisement

Pandu yang berperan sebagai Kopilot Pesawat Hercules C-130 tersebut meninggalkan seorang istri, Dewi Wulandari yang baru ia nikahi sekitar dua bulan ini. Salah seorang teman dekat Pandu sejak bersekolah di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Ari Setiawan, mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum pesawat yang dibuat pada 1954 itu jatuh.

Namun, Ari teringat status terakhir Pandu di akun jejaring sosial Blackberry Messenger atau BBM. Menurut Ari, sebelum Hercules jatuh, Pandu sempat menulis sebuah kalimat bijak pada statusnya.

“Status BBM dia itu, Alhamdulillah, manungso mung ngunduh wohing pakarti. Artinya kan bahwa kehidupan manusia akibat baik buruk akibat perbuatan dia sendiri. Ini jadi tauladan bagi kita orang baik akan jadi tauldan yang baik bagi kita,” ujar Ari, sebagaimana dilansir Liputan6, Rabu (1/7/2015).

Advertisement

Sementara itu, Dewi Wulandari warga Sidoarum, Godean, Sleman, istri yang dinikahi Pandu pada 26 April 2015 lalu menuturkan ia dan Pandu terakhir bertemu saat awal Ramadan ini. Selanjutnya, mereka berkomunikasi melalui telepon seluler atau BBM.

Dewi mengenang saat suaminya mengirim pesan melalui BBM yang mengatakan Pandu ingin tidur terlebih dahulu, Senin (29/6/2015) malam.

“Biasanya telepon tapi malam itu tidak. Hanya bbm, bunda, mas tidur dulu,” ujar Dewi yang juga alumnus Farmasi UII ini, sebagaimana dilansir Solopos.com sebelumnya, Rabu.

Advertisement

Semasa di bangku sekolah menengah atas, Pandu dikenal sebagai siswa yang cerdas dan berkelakuan baik. Tak heran, ia bisa langsung diterima sebagai taruna AAU. Menurut ayahnya, Sugeng, sejak kecil Pandu sudah bercita-cita sebagai penerbang.

Setiap kali pulang ke rumah, Pandu selalu bercerita tentang kebanggaannya bersama Hercules.

“Biasanya cerita kebanggaan bersama Hercules. Ya, saya hanya berdoa, mudah-mudahan diberi mukjizat dan kalau meninggal, meninggal yang baik,” ucap Sugeng yang juga pegawai Rutan Wates ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif