News
Kamis, 2 Juli 2015 - 13:30 WIB

KONTRAK KARYA FREEPORT : Freeport: Ada Indikasi Pemerintah Setujui Izin Baru

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara)

Kontrak karya Freeport terus menjadi isu panas. Namun Freeport Indonesia mengklaim ada indikasi pemerintah setuju.

Solopos.com, JAKARTA — PT Freeport Indonesia menangkap sinyal baik dari pemerintah untuk segera menyelesaikan perubahan kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus terkait operasional perusahaan itu di dalam negeri.

Advertisement

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan indikasi segera menyetujui perubahan kontrak karya menjadi izin usaha pertambangan khusus Freeport. Hal tersebut terlihat dari sikap pemerintah yang menghargai komitmen investasi Freeport di Indonesia.

“Itu indikasi ya, tetapi terlalu prematur kalau saya mengatakan pemerintah telah menyetujui itu,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/7/2015).

Maroef Sjamsoeddin menuturkan Freeport Indonesia akan tetap berkomitmen untuk menjalankan seluruh keputusan dan kesepakatan yang telah diambil bersama pemerintah. Komitmen tersebut termasuk menjalankan seluruh arahan Presiden Jokowi terkait Freeport.

Advertisement

Menurutnya, salah satu arahan Presiden Jokowi yang disampaikan langsung adalah Freeport harus meningkatkan partisipasinya dalam pengembangan ekonomi di Papua dan Indonesia. Menurutnya, langkah tersebut sebenarnya telah dilakukan perusahaan sejak lama melalui beberapa program pemberdayaan masyarakat sekitar.

“Presiden minta meningkatkan program di sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Itu sudah kami lakukan, dan CSR kami per tahun bisa mencapai US$100 juta,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Maroef juga menyampaikan saat ini perusahaan sudah menghabiskan US$4 miliar untuk tambang bawah tanah dan akan menambah US$4 miliar untuk persiapan pengoperasiannya. Selanjutnya, Freeport akan menyediakan US$15 miliar untuk pengembangan proyek tambang bawah tanah tersebut, dan US$2,3 miliar untuk smelter.

Advertisement

Selain itu, perusahaan juga akan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air Urumuka, karena membutuhkan 300 megawatt untuk pertambangan bawah tanah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif