Jogja
Rabu, 1 Juli 2015 - 22:20 WIB

Resi Gudang di Bantul Mangkrak

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menjemur Gabah (Dok/JIBI/Solopos)

Sebuah resi gudang di Bantul mangkrak

Harianjogja.com, BANTUL- Resi gudang alias tempat penyimpanan gabah di Kabupaten Bantul mangkrak selama setahun. Fasilitas yang dibangun pemerintah miliaran rupiah itu jarang diminati oleh petani.

Advertisement

Operator Resi Gudang, Anton Subagyo mengungkapkan, sudah setahun ini gudang berkapasitas 1.500 ton gabah itu kosong. Tidak ada satu pun petani menyimpan gabah atau berasnya di gudang yang berlokasi di Jalan Bantul itu.

“Baru setahun ini kosong sama sekali, tahun-tahun sebelumnya dalam setahun bisa ada dua hingga empat kali penyimpanan,” ungkap Anton Subagyo, ditemui Selasa (30/6/2015).

Advertisement

“Baru setahun ini kosong sama sekali, tahun-tahun sebelumnya dalam setahun bisa ada dua hingga empat kali penyimpanan,” ungkap Anton Subagyo, ditemui Selasa (30/6/2015).

Tempat penyimpanan gabah, beras dan jagung itu sejatinya dibangun untuk tujuan mulia. Pertama untuk memudahkan petani mendapat pinjaman di bank, lantaran surat resi penyimpanan gabah dapat diagunkan ke bank. Kedua, sebagai mekanisme tunda jual bagi petani di saat harga gabah anjlok, dengan menyimpan hasil panennya di resi gudang.

Anton menyebut, ada beberapa hal yang menjadi penyebab keengganan petani menyimpan hasil panennya di resi gudang yang beroperasi sejak 2011 itu.

Advertisement

Selain itu syarat yang ditetapkan pengelola juga ketat. Hanya gabah dengan kadar air maksimal 14% yang dapat disimpan di resi gudang. Selain itu, tidak boleh ditemukan kutu pada gabah serta gabah hampa.

“Pengecekan itu biasanya dilakukan oleh Bulog [Badan Urusan Logistik], karena syaratnya banyak, beberapa kali petani ditolak menyimpan gabah di sini. Tapi jumlahnya enggak banyak, setahun biasanya dua petani yang ditolak,” katanya, Selasa (30/6/2015).

Sedangkan harga penyimpanan gabah dibanderol Rp75/Kg per bulan. Untuk beras Rp70/Kg per satu bulan, Rp90/Kg per dua bulan, dan Rp110/Kg per tiga bulan. Terakhir biaya penyimpanan jagung dibanderol Rp75/Kg per satu bulan, Rp100/Kg per dua bulan dan Rp125/Kg per tiga bulan. Lama penyimpanan maksimal tiga bulan dan dapat diperpanjang.

Advertisement

Heriyadi, operator resi gudang lainnya mengatakan, hanya gedung pengeringan padi (selain penyimpanan gabah) yang kini beroperasi kendati sangat jarang digunakan. Saat musim hujan dalam sebulan tercatat dua hingga tiga kali pesanan pengeringan gabah dari petani, dengan harga pengeringan Rp80-Rp135/Kg tergantung tingkat kadar air.

“Tapi kalau musim panas seperti sekarang, enggak ada yang mengeringkan karena bisa dijemur di terik matahari. Pengeringan minimal juga dua ton,” ujarnya.

Untuk menggeliatkan aktifitas resi gudang, pemerintah kini tengah membangun gedung penggilingan beras. Kendati tidak menyimpan atau mengeringkan gabah, petani dapat menggiling berasnya di tempat ini. Rencananya juga disediakan truk untuk keperluan transportasi keluar masuk gabah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif