Soloraya
Rabu, 1 Juli 2015 - 00:50 WIB

PILKADA SOLO 2015 : Koalisi Solo Bersama Menyilakan Umar Mundur

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkada langsung (JIBI/Dok)

Pilkada Solo 2015 akan digelar tahun ini bersamaan dengan pilkada serentak.

Solopos.com, SOLO—Koalisi Solo Bersama (KSB) bukannya menahan tetapi justru menyilakan Umar Hasyim untuk mengundurkan diri dari bursa calon wakil wali kota (cawawali). Pengunduran diri Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Solo itu harus melalui mekanisme KSB, yakni mengajukan pengunduran diri secara tertulis.

Advertisement

Sekretaris KSB, Supriyanto, saat ditemui wartawan di DPRD Solo, Selasa (30/6/2015), mengatakan semua proses penjaringan cawawali itu melalui mekanisme di KSB. Demikian pula pengunduran diri Umar Hasyim dari cawawali pun, kata dia, harus diputuskan melalui mekanisme KSB. Dia berpendapat selama ini yang bersangkutan sudah mengikuti proses fit and proper test dan survei yang masih berlangsung.

“Kalau mau mundur silakan tapi harus disampaikan secara formal ke KSB. Alasannya apa? Semua itu disampaikan secara tertulis. Hal itu akan jadi pertimbangan dalam rapat KSB untuk memutuskan. Rencana pengunduran diri Pak Umar itu bersifat personal sehingga tidak berpengaruh pada soliditas KSB. Kalau mundur dari KSB tentu ada tanggung jawab material yang harus ditanggung. Kerja sama dalam KSB itu bersifat mengikat lima tahun,” ujar Supriyanto.

Sekretaris DPC Partai Demokrat Solo itu menilai bila PAN sampai mundur dari KSB berisiko digugat karena KSB sudah menentukan calon wali kota (cawali), yakni Anung Indro Susanto. Dia mengatakan yang bersangkutan akan diklarifikasi dan dibahas dalam rapat pleno KSB. “Bisa saja KSB menolak pengunduran diri Pak Umar bila alasan-alasan yang disampaikan ternyata tidak sesuai dengan realitas di lapangan,” tutur dia.

Advertisement

Supriyanto juga menyinggung tahapan survei cawawali. Dia menyatakan KSB dan cawali KSB menunjuk Soloraya Polling dari salah satu perguruan tinggi di Solo untuk survei cawawali. Dia mengatakan lembaga survei itu hanya mengambil sampel 500 responden dengan metode khusus. “Lembaga itu usulan dari Pak Anung. Kami percaya dengan lembaga itu karena kredibel dan sering menyurvei,” tambah dia.

Terpisah, Ketua 1 KSB, Sugeng Riyanto, belum menerima pemberitahuan apa pun terkait rencana pengunduran diri Umar Hasyim. Sugeng mengatakan bila Umar Hasyim benar-benar mau mundur dari bursa cawawali mestinya secara struktural ada pemberitahuan ke KSB. “Sampai hari ini [kemarin], saya belum menerima apa pun. Tahapan survei pun tetap berjalan seperti biasa. KSB ini organisasi. Kalau ada masalah ya mestinya dibahas bareng,” kata Sugeng.

Sugeng berencana membahas sikap Umar Hasyim pada Selasa malam. Dia meminta kepada pimpinan KSB agar dibahas di internal KSB dulu sebelum menyampaikan sesuatu ke publik. Dia khawatir dinamika di internal KSB akan berdampak pada persepsi publik. Sugeng menjelaskan tiga cawawali sudah menandatangani pernyataan untuk menerima hasil fit and proper test dan mengikuti semua tahapan dari awal sampai akhir.

Advertisement

“Sebenarnya tidak ada mekanisme pengunduran diri. Kami sejak awal tidak ada prasangka apa pun. Ketika tiga cawawali menandatangani pernyataan itu berarti tidak ada masalah lagi dan mereka sudah siap menempuh proses. Atas dasar itu tidak perlu ada klausul pengunduran diri. Saya ingin tahu situasi dan kondisinya seperti apa yang mendorong Pak Umar mundur,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif